EKONOMI MAKRO

Bank Dunia Kritik Kualitas Belanja Pemerintah yang Rendah

CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 14:30 WIB
Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh 5,1 persen pada tahun ini dan meningkat tipis menjadi 5,2 persen pada 2015.
(CNN Indonesia/ Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia mengkritisi kualitas belanja pemerintah yang rendah dan penurunan defisit neraca transaksi berjalan yang tidak signifikan. Hal itu dinilai semakin memperlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diprediksi hanya 5,2 persen pada tahun ini.

"Banyak tantangan, antara lain penyerapan belanja modal pemerintah yang sampai akhir Oktober hanya 38 persen dari persiapan pendanaan untuk tahun 2014, jauh di bawah angka pada tahun 2012 dan 2013 untuk periode yang sama," ujar Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia di Jakarta, Senin (8/12).

Tantangan lainnya, kata Diop, kinerja ekspor dan investasi yang tidak seagresif impor. Hal itu tercermin dari defisit neraca transaksi berjalan yang masih cukup besar, yakni US$ 6,8 miliar atau 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Defisit neraca berjalan berkurang, namun sedikit. Penurunan secara bertahap diperkirakan akan terus berlangsung dan defisit neraca berjalan diperkirakan mencapai 2,8 persen pada tahun 2015," jelas Diop.

Selain itu, Diop juga menyoroti tekanan inflasi yang meningkat akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Namun, Bank Dunia memperkirakan akan mencapai 7,5 persen pada 2015. "Inflasi akan menurun pesat sebelum akhir tahun 2015, bila tidak ada gejolak lain," jelasnya.

Ekonomi Indonesia Melambat

Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, menambahkan akibat melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu 5,6 persen. Sedangkan untuk tahun ini, perekonomian Indonesia diprediksi hanya akan tumbuh 5,1 persen, lebih rendah dari 5,2 persen yang sebelumnya diperkirakan.

"Namun estimasi pertumbuhan yang mengecil ini dapat berbalik arah, bila investasi melampaui harapan pada tahun 2015," kata Chaves.

Menurut Chaves, konsumsi domestik yang tinggi masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat ini."Jika Indonesia memperkuat fondasi ekonomi yang lain dan memperkuat iklim investasi, Indonesia dapat mendorong kembali laju pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih pesat,” katanya.  
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER