Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perdagangan Selasa (9/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang
support 5.100-5.115 dan
resisten 5.155-5.164 dengan kecenderungan melemah. Selain masih adanya aksi ambil untung (
profit taking), revisi Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai menjadi sentimen negatif.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan revisi Bank Dunia terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 dari 5,6 persen menjadi 5,2 persen kemungkinan masih akan berimbas pada pergerakan IHSG selanjutnya.
“Jika volume beli kurang mendukung maka dimungkinkan laju IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya,” ujar Reza dalam analisis hariannya, Selasa (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza mengatakan, tidak hanya memangkas pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia juga tidak turut memangkas pertumbuhan kredit dan laju neraca perdagangan. IHSG yang sempat menyentuh level 5.200-an lebih, akhirnya kembali melemah.
“Sementara transaksi investor asing tercatat jual bersih atau
nett sell (dari Rp -737,03 miliar menjadi Rp -391,81 miliar),” jelasnya.
Meski laju bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa bergerak positif dan memberikan imbas yang baik pada laju bursa saham Asia. Namun, tampaknya IHSG tidak merasakan imbas tersebut. “Keinginan untuk
profit taking dengan memanfaatkan masih berlangsungnya tren penguatan IHSG membuat laju IHSG kembali tertekan. Akibatnya, laju IHSG bergerak berlainan dengan laju bursa saham lainnya,” kata Reza.
Pergerakan RupiahReza menyatakan, masih berlanjutnya pelemahan Yen dan terapresiasinya dolar Amerika Serikat (AS) membuat laju rupiah kembali tertahan dan berbalik melemah. Kekhawatiran kembali terjadi ketika laju rupiah melewati batas
support psikologis Rp 12.300 per dolar AS yang sebelumnya diharapkan tidak terlewati.
Selain dari kondisi tersebut, penilaian Bank Dunia tersebut juga membawa dampak buruk bagi laju rupiah setelah pelaku pasar lebih memilih masuk ke dolar AS dibandingkan dengan rupiah yang terkena berita negatif.
Menurutnya, laju rupiah berada di bawah target level support 12.310. Rupiah gagal mencoba menguat seiring berita negatif dan imbas menguatnya mata uang Paman Sam. Reza menilai perlu adanya intervensi maupun sentimen positif kuat untuk dapat membuat rupiah dapat kembali bergerak positif. Rp 12.356-12.340 (kurs tengah BI).
Pertimbangan saham-saham antara lain :
GGRM 59550-60150
SSMS 1475-1535
BMRI 10400-10825
NIPS 479-565
TBIG 9450-9850
AKRA 4480-4595