Jakarta, CNN Indonesia -- Pembahasan mengenai kegiatan impor minyak yang dilakukan entitas usaha PT Pertamina (Persero) yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dan Pertamina Energy Service (PES) kembali digelar. Siang ini, Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau dikenal dengan Tim Antimafia Migas kembali memanggil manajemen Pertamina, Petral, dan PES ke kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Rabu (10/12) kami akan memanggil Pertamina dan Petral untuk melanjutkan pembahasan pekan lalu. Mudah-mudahan saja di pertemuan tersebut mereka mau membuka data-data yang diminta tim," ujar Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pembicaraan hari ini masih membahas perihal formulasi pembentukan harga beli dan jual bahan bakar minyak (BBM) dan kegiatan pengadaan minyak impor yang dilakukan PES di Singapura. Meski begitu, sampai berita ini diturunkan belum ada tanda-tanda pertemuan sudah digelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengamatan wartawan CNN Indonesia, belum ada kehadiran Faisal dan anggota tim Antimafia Migas di kantor Kementerian ESDM, demikian pula perwakilan dari Pertamina.
Sebelumnya,
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menegaskan siap memberikan seluruh data yang diminta Tim Reformasi Tata Kelola Migas guna memberantas praktik mafia migas di tubuh perusahaan yang dipimpinnya.
Ketegasan tersebut sekaligus menjawab kritik yang dilontarkan Faisal yang menyebut timnya telah dipersulit untuk mendapatkan data oleh Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko yang mewakili Pertamina dalam pertemuan perdana pada Rabu (3/12) lalu.
"Pertamina akan berperan aktif memerangi mafia migas. Kami akan bekerjasama dengan tim reformasi untuk meningkatkan transparansi dan memperoleh kepercayaan publik,” kata Dwi di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (8/12).
Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut menjelaskan dalam pertemuan berikutnya, Dwi memastikan perwakilan dari Pertamina akan menyerahkan data mekanisme pengadaan minyak impor, berikut formulasi pembentukan harga beli minyak dan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti yang dibutuhkan tim yang juga dikenal dengan sebutan Tim Antimafia Migas tersebut.
"Kami akan berikan data yang diminta tim. Semoga upaya transparansi ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat ke Pertamina dan mendukung kinerja perusahaan kedepan," tuturnya.