INDUSTRI MIGAS

Revisi POD Tak Juga Disetujui, Pengembangan Masela Terkatung

CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2014 19:35 WIB
Inpex menyayangkan terus molornya persetujuan revisi POD Blok Masela yang telah mereka kembangkan sejak 1998 lalu.
(CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen Inpex Corporation meminta pemerintah segera menyetujui revisi rencana pengembangan (plan of development/POD) Blok Masela sehingga bisa mengajukan final investment decision (FID) yang dikeluarkan selama mengembangkan blok gas di laut Arafura tersebut sejak 1998 lalu. Perusahaan minyak asal Jepang tersebut mengaku total investasi yang dikeluarkan untuk Masela membengkak dua kali lipat dari estimasi awal menjadi US$ 14 miliar.

"Sebelum masuk ke FID, kami masih harus mendiskusikan revisi POD terlebih dahulu dengan SKK Migas. Sampai sekarang pembicaraannya masih dilangsungkan dan tidak tahu kapan selesai," kata Nico Muhyiddin, Vice President Corporate Service Inpex di Jakarta, Selasa (9/12).

Inpex menurut Nico sangat menyayangkan hal tersebut. Sebab perusahaan sudah menyelesaikan pengerjaan front end engineering design (FEED) fasilitas pengolahan gas terapung atau Floating Liquifed Natural Gas (FLNG) Masela yang awalnya ditargetkan bisa mulai dioperasikan pada 2018 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inpex menurutnya juga menunggu kepastian dari pemerintah atas nasib perpanjangan kontrak yang sudah diajukan manajemen beberapa waktu lalu ke pemerintah. Termasuk harga jual gas dari Blok Masela ketika mulai berproduksi nanti.

Lantaran sampai saat ini pemerintah melalui SKK Migas belum membuat keputusan mengenai keempat poin tadi, Nico memperkirakan pengoperasian FLNG akan mundur satu tahun dari 2018 menjadi 2019. Padahal Inpex telah menyelesaikan pemboran 3 sumur deliniasi dan 1 sumur eksplorasi di Blok Masela pada pertengahan tahun ini.

"Kalau putusan bisa lebih cepat, tentunya FLNG bakal lebih cepat dioperasikan. Tapi karena diskusinya bukan saja membahas FID melainkan juga ada masalah perpanjangan kontrak, pembengkakan capital expenditure, hingga alokasi gas, jadi diperlukan beberapa kali pertemuan," terangnya.

Menjawab permintaan ini, Deputi Pengendali Perencanaan SKK Migas Aussie Gautama menerangkan pembahasan jajarannya dengan Inpex masih terkendala oleh metode keteknikan dan revisi POD lapangan Abadi yang terletak di Blok Masela.

"Diskusi dengan Inpex masih dilakukan dan masih jauh dari progress. Kendalanya masih di masalah keteknikan dan revisi POD," kata Aussie melalui pesan singkat.

Molor Hingga 2020

Sebelumnya, Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widyawan Prawiraatmadja memprediksi revisi POD Inpex baru akan selesai dua tahun kedepan. Pasalnya proposal perpanjangan kontrak yang diajukan Inpex terkait pengelolaan blok Masela masih harus dibicarakan antara Pemerintah dengan SKK Migas.

"Secara peraturan sendiri perpanjangan kontrak Masela juga belum bisa diproses karena perpanjangan kontrak baru bisa diajukan minimal minimal 10 tahun dari berakhirnya kontrak. Saya prediksi revisi POD Blok Masela butuh waktu lama dan proyek baru akan onstream 2020 atau dua tahun lebih lambat dari target di 2018,” kata Widyawan.

Beberapa waktu lalu Inpex sudah mengajukan perpanjangan kontrak Blok Masela yang akan habis pada 2028 mendatang. Dalam proposalnya, Inpex meminta agar Pemerintah memperpanjang kontrak selama 20 tahun hingga 2048. Pasalnya, jika Inpex baru akan memproduksi gas Masela pada 2018 mendatang manajemen mengklaim belum memperoleh keuntungan dari kegiatannya.

Dalam POD lapangan Abadi yang telah disetujui SKK Migas pada 2010 lalu, manajemen Inpex menargetkan dapat memproduksi gas sebesar 355 juta kaki kubik per hari alias million standard cubic feet per day (MMSCFD) dari cadangan gas terbukti yang mencapai 6,05 triliun kaki kubik. Disamping itu dalam POD Lapangan Abadi, Inpex juga akan memproduksi kondensat sebanyak 8.400 barel per hari (BPH).

Sebagai fasilitas pengolahan dan distribusi, manajemen pun berencana membangun satu FLNG berkapasitas 2,5 juta ton per tahun yang FEED-nya telah selesai dibuat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER