BISNIS OTOMOTIF

Ekonomi Melambat, Penjualan Mazda Belum Capai Target

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 14:56 WIB
Situasi perekonomian yang kurang menguntungkan telah berpengaruh pada industri otomotif tanah air. PT Mazda Motor Indonesia mengaku juga merasakan dampaknya.
Mobil All New Mazda2 sedang diuji kendara oleh sejumlah wartawan di kawasan Sirkuit Sentul, Jawa Barat, Rabu (10/12). (CNN Indonesia/Deddy Sinaga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi perekonomian yang kurang menguntungkan telah berpengaruh pada industri otomotif tanah air. PT Mazda Motor Indonesia mengaku juga merasakan dampaknya.

Senior Marketing Manager Mazda Motor Indonesia Astrid Ariani Wijana mengakui angka penjualan tahun lalu belum tercapai sampai bulan November ini. Kalau tahun lalu Mazda bisa menjual 11 ribu unit lebih dengan pangsa 1,1 persen, sampai November ini angka itu belum tercapai.

“Sampai November 8.864 unit,” kata Astrid di Sentul, Jawa Barat, Rabu (10/12). “Tapi kami masih optimistis, sekarang tim sales masih terus jualan.”
 
Astrid mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Salah satunya adalah penjualan di segmen komersial sendiri sudah turun terus selama dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, penjualan Mazda BT50 turun karena terjadinya penurunan demand di perusahaan tambang. “Industri memang sedang sulit, jadi banyak yang menunda pengadaan,” katanya.

Adapun soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kata Astrid, tiada berpengaruh. Soalnya sejak awal pembeli mobil Mazda diimbau untuk selalu memakai BBM beroktan tinggi kalau ingin merasakan keunggulan teknologi dan efisiensi di mobil Mazda.

Di tengah situasi yang kurang menguntungkan ini, kata Astrid, pihak Mazda justru ingin memperkuat indeks kepuasan konsumen dan pelayanan pelanggan. “Ini akan jadi modal ke depan,” tuturnya.

Menurut data terbaru Asean Automotive Federation (AFF), Thailand masih menjadi produsen mobil terbesar di kawasan ASEAN, meski produksinya turun hampir 26 persen pada periode Januari-Oktober 2014. (Baca: Singkirkan Thailand, Indonesia Kuasai Pasar Otomotif Asean)

Sedangkan Indonesia berada di peringkat kedua dengan produksi sebanyak 1,11 juta unit atau meningkat 10,8 persen dibandingkan Oktober 2013. Ketua III Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Johnny Darmawan mengatakan penjualan tertekan karena ada kenaikan harga BBM bersubsidi, pelemahan nilai tukar rupiah, serta kebijakan pembatasan kredit kendaraan menjadi penyebab utama.

Secara volume penjualan, Johnny memprediksi penurunan akan terjadi hampir di semua segmen kendaraan roda empat. "Tahun ini kami perkirakan penjualan sama seperti tahun lalu sekitar 1,23 juta unit, dan tahun depan kemungkinan flat atau lebih rendah," katanya belum lama ini.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER