Jakarta, CNN Indonesia -- Demi
menggenjot jumlah produksi minyak dan gas bumi (migas) beberapa tahun ke depan, Board of Director Indonesian Petroleum Association (IPA) Lukman Mahfoedz menghitung sektor hulu migas nasional membutuhkan investasi baru sebesar US$ 200 miliar. Angka tersebut diperlukan untuk menemukan cadangan migas baru dan mendukung kegiatan produksi di Indonesia.
"Saya perkirakan Indonesia butuh investasi US$ 100 miliar sampai US$ 200 miliar untuk 5 tahun kedepan di sektor hulu migas. Ini angka yang besar dan sulit, tapi harus tetap disiapkan," kata Lukman di Jakarta, Kamis (11/12).
Besarnya angka investasi tersebut karena mahalnya biaya produksi dan eksplorasi migas di Indonesia. Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) itu mengatakan biaya produksi dan eksplorasi migas di Indonesia jauh lebih mahal ketimbang negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibandingkan dengan
kegiatan eksplorasi dan produksi Medco di Timur Tengah, biaya di Indonesia itu lebih mahal 3 kali lipat. Belum lagi persoalan perizinan dan pajak yang selama ini jadi penghambat. Jadi Pemerintah harus fokus untuk menyelesaikan masalah investasi hulu migas," katanya.
Dengan perkiraan investasi tersebut, itu artinya setiap tahun diperlukan dana sekitar US$ 40 miliar untuk mengembangkan sektor hulu migas nasional. Sementara besaran investasi tahun ini diketahui berada di kisaran US$ 20 miliar atau masih sekitar 50 persen dari proyeksi investasi yang dibutuhkan.
"Ini pekerjaan yang harus kita selesaikan bersama-sama dan bukan saja pekerjaan bagi IPA. Apalagi
tahun depan investasi sektor hulu migas juga akan menurun seiring rendahnya harga minyak dunia," pungkas Lukman.