EKONOMI MAKRO

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2014 Diprediksi Melemah

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Des 2014 14:21 WIB
Perusahaan sekuritas pelat merah, PT Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun di bawah 5 persen pada kuartal IV/2014.
Aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (22/10). (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan sekuritas pelat merah, PT Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun di bawah 5 persen pada kuartal IV/2014, menghasilkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 sebesar 5,1 persen.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melunak pada kuartal IV/2014 dengan pertumbuhan 2014 akan berada pada rentang yang lebih rendah sebesar 5,1-5,5 persen.

BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada kuartal I/2015 dan mencapai 5,4-5,8 persen untuk sepanjang 2015. Menurut BI, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi dan investasi swasta adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam riset Mandiri Sekuritas yang ditulis analis Aldian Taloputra dan Leo Rinaldy menyatakan secara beriringan, pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi akan turun sedikit di bawah 5 persen pada kuartal IV/2014, menghasilkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 sebesar 5,1 persen.

"Tanda-tanda awal dari melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2014 dapat dilihat pada melambatnya pertumbuhan kredit pada Oktober 2014 menjadi 12,6 persen secara tahunan, dari sebelumnya 13,2 persen," tulis kedua analis tersebut dalam riset yang diterima, Jumat (12/12).

Lebih lanjut, sebelumnya BI juga menyatakan bahwa tekanan rupiah dari penguatan dolar AS masih ada meskipun neraca perdagangan membaik dan inflasi dapat terkelola dengan baik. Meskipun demikian, tekanan itu masih terbatas karena akan adanya optimisme setelah terjadinya reformasi subsidi yang sudah ditunjukkan oleh depresiasi yang relatif rendah dibandingkan dengan mata uang lain.

"Secara keseluruhan, kami meyakini penaikan BI rate menjadi 7,75 persen pada November akan menjadi yang terakhir tahun ini dan akan tetap dijaga sepanjang 2015," ujar mereka dalam riset.

Kedua analis tersebut menambahkan, tekanan inflasi yang tinggi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi diprediksi akan berkurang secara bertahap mulai Februari 2015, terutama dengan mempertimbangkan rendahnya harga minyak.

Adapun kebijakan pengetatan BI telah berlanjut. Neraca transaksi berjalan kuartal III/2014 telah turun dibandingkan dengan ekspektasi menjadi 3,07 dari produk domestik bruto (PDB) di mana pertumbuhan kredit berlanjut melunak menjadi 12,6 persen pada Oktober.

"Meskipun demikian, kami memprediksi potensi BI akan mengendurkan kebijakan pengetatan moneter itu tahun depan masih jauh. Kami meyakini risiko eksternal masih akan tetap ada dan jika tidak tidak dikelola dengan baik, stabilitas ekonomi akan keluar jalur," tulis kedua analis tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER