BURSA SAHAM

Pekan Depan, IHSG dan Rupiah Berpeluang Melemah

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Des 2014 16:54 WIB
Pada perdagangan pekan depan, IHSG diperkirakan di level 5.095-5.215. Sementara Rupiah diprediksi di kisaran Rp 12.345-Rp 12.488 per Dollar AS.
Aktivitas perdagangan saham, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/11). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perdagangan pekan depan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang support 5.095-5.140 dan resisten 5.185-5.215. Maraknya aksi jual pada perdagangan sebelumnya membuat IHSG dinilai kehilangan peluang untuk melanjutkan penguatan. Sementara Rupiah diprediksi berada di kisaran Rp 12.345-Rp 12.488 per Dollar AS

Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan pelemahan Rupiah semakin parah sehingga terus membayangi sentimen negatif di pasar. Belum adanya sentimen positif membuat laju IHSG jauh dari zona hijau.

"Tetap perlu dicermati sentiment-sentimen yang akan datang dan tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan serta batasi aksi-aksi spekulatif," ujarnya melalui email, Sabtu (13/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, meski laju bursa saham AS dan Eropa bergerak positif di akhir pekan ini dan memberikan imbas yang baik pada laju bursa saham Asia, tetapi tampaknya IHSG tidak merasakan imbas tersebut di awal pekan depan.

"Keinginan untuk aksi ambil untung (profit taking) dengan memanfaatkan tren penguatan IHSG membuat laju indeks kembali tertekan," kata Reza.

Akibatnya, laju IHSG bergerak berlainan dengan laju bursa saham lainnya. Belum lagi maraknya pemberitaan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan Indonesia pada 2015 oleh Bank Dunia menjadi 5,2 persen dari perkiraan sebelumnya 5,6 persen.

"Hal itu juga di bawah perkiraan kami yang memprediksi pertumbuhan sebesar 5,3-5,5 persen," ujar Reza.

Tidak hanya memangkas pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia juga turut memangkas pertumbuhan kredit dan laju neraca perdagangan Indonesia. IHSG yang sempat naik menyentuh level 5.200-an, kembali melemah setelah adanya rilis tersebut.

Pergerakan Rupiah

Reza mengatakan, masih berlanjutnya pelemahan Yen dan terapresiasinya Dollar AS membuat laju Rupiah di awal pekan ini kembali tertahan dan berbalik melemah.

"Kekhawatiran kami kembali terjadi di mana laju Rupiah melewati batas support psikologis Rp 12.300 per Dollar AS yang sebelumnya kami harap tidak terlewati," ujarnya.

Selain dari kondisi tersebut, penilaian Bank Dunia juga membawa dampak buruk bagi laju Rupiah setelah pelaku pasar lebih memilih masuk ke Dollar AS dibandingkan Rupiah yang terkena berita negatif.

Sebelumnya, mulai berbalik naiknya nilai tukar Yen dan Won seiring kembali meningkatnya permintaan atas mata uang save haven karena pelemahan pada pasar saham dan komoditas, turut berimbas positif pada Rupiah yang mampu berbalik positif meski belum terlalu signifikan karena masih bertengger di level 12.300an.

Sementara rilis International Monetary Fund (IMF) terkait masuknya Yuan ke dalam urutan mata uang yang dapat digunakan sebagai cadangan devisa selain Dollar AS dan Euro memberikan sentimen positif pada laju Yuan. Dengan penilaian tersebut, pelaku pasar berasumsi permintaan akan Yuan dapat meningkat.

"Meski laju penguatan Yuan berimbas positif pada pergerakan laju Rupiah, tetapi masih tertahan dengan berbalik naiknya laju Dollar AS seiring perbaikan ekonomi AS. Pekan depan, Rupiah diprediksi berada di kisaran Rp 12.345-Rp 12.488 per Dollar AS. (kurs tengah BI)," ujar Reza
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER