PELEMAHAN RUPIAH

Menkeu: Kenaikan Suku Bunga Rusia Berimbas ke Indonesia

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2014 11:43 WIB
Bank Sentral Rusia hari ini, Selasa (16/12) menaikan suku bunga acuannya dari 10,5 persen menjadi 17 persen menyusul pelemahan ruble terhadal dolar AS.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengkhawatirkan dampak negatif dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Rusia terhadap perekonomian Indonesia.(REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dominasi dolar di pasar global memaksa Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 650 basis poin menjadi 17 persen. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengkhawatirkan kebijakan itu bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.

"Rusia itu dianggap emerging economic seperti kita. Pasti ada imbasnya ke kita," kata Bambang di kantornya, Selasa (16/12).

Menkeu mengatakan kenaikan signifikan suku bunga acuan Bank Sentral Rusia pasti akan mempengaruhi pergerakan uang di dunia. Kondisi ini mirip dengan situasi pasar global pada pertengahan 2013 ketika Amerika Serikat menghentikan kebijakan stimulusnya (tapering off).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan menyusun langkah bersama BI dan OJK, otoritas moneter dan keuangan," katanya.

Menurut Bambang, depresiasi mata uang wajar terjadi di tengah penguatan ekonomi Amerika Serikat. Dia menilai hal ini sekaligus menguji fundamental rupiah terhadap benturan krisis.

"Menaikan (suku bunga) nanti keputusan dari Bank Indonesia (BI), pemerintah tidak bisa mendrive. Tapi kami ingin melihat rupiah kita bisa menjaga fundamentalnya pada seperti ini," kata Bambang.

Kebangkitan dolar AS hari ini sempat membuat rupiah tembus Rp 13.000 per dolar AS. Tekanan serupa juga terjadi pada ruble yang direspon oleh Bank Sentral Rusia dengan menaikkan suku bunga acuan dari 10,5 persen menjadi 17 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER