PELEMAHAN RUPIAH

Depresiasi Rupiah Berlanjut, Pemerintah Tarik Pinjaman Siaga

CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2014 08:47 WIB
Pemerintah saat ini mengantongi komitmen pinjaman siaga dari Bank Dunia sebesar US$ 2 miliar, Australia US$ 1 miliar, JBIC US$ 1,5 miliar,dan ADB US$ 500 juta.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil menjawab pertanyaan wartawan setibanya di Gedung KPK Jakarta, Kamis (6/11). Kedatangan Sofyan Djalil untuk menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah siap mencairkan dana pinjaman siaga dari kreditur internasional untuk menekan defisit transaksi berjalan jika rupiah masih melemah hingga tahun depan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan langkah ini diambil guna mencegah terulangnya krisis menyusul depresiasi Rupiah yang berlanjut hingga menyentuh titik terendah sejak Agustus 1998.

"Kita akan gunakan dana-dana pinjaman dari Jepang, Bank Dunia, ADB, dan lain-lain. Sehingga kita tidak banyak pergi ke pasar," kata Sofyan di kantornya, Senin malam (15/12).

Sofyan berharap pencairan pinjaman siaga (standby loan) bisa mendukungan pendanaan proyek-proyek yang membutuhkan modal dalam bentuk dollar AS, seperti yang dikelola oleh PT PLN (Persero).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena pasti proyek seperti itu membutuhkan investasi asing (FDI), Dengan demikian, pinjaman siaga ini bisa kita tarik sehingga bisa memperkuat rupiah," katanya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah ditutup melemah 1,98 persen di level Rp 12.714 per dolar AS pada akhir perdagangan kemarin, Senin (15/12). Posisi rupiah saat ini merupakan yang terendah sejak 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.650 per dolar AS.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mempertimbangkan penarikan pinjaman siaga dari Bank Dunia dan ADB untuk menutup defisit anggaran yang diperkirakan melampaui target APBNP 2014.

"Itu cuma untuk jaga-jaga kalau memang defisit lewat," jelas Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro kepada CNN Indonesia.

Sebagai informasi, sampai saat ini pemerintah telah mengantongi komitmen pinjaman siaga (standby loan) sebesar US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 63,26 triliun (asumsi kurs Rp 12.643 per dolar AS). Komitmen tersebut diberikan oleh Bank Dunia sebesar US$ 2 miliar, Pemerintah Australia US$ 1 miliar, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) US$ 1,5 miliar, dan ADB US$ 500 juta.

Komitmen pinjaman siaga dari Bank Dunia dalam kerangka Program For Economic Resilience, Investment and Social Assisstance in Indonesia (PERISAI). Sedangkan yang dijanjikan ADB berupa Precautionary Financing Facility atau Countercyclical Support Facility.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER