Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Senin (15/12) waktu setempat menyusul penurunan harga minyak mentah. Kondisi ini meningkatkan kecemasan investor akan permintaan global yang semakin melemah.
Seperti dilansir Reuters, kerugian tercipta setelah S&P 500 menunjukkan performa terburuknya sejak Mei 2012. Indeks S&P 500 melemah sebesar 3,4 persen sejak 8 Desember, meskipun secara keseluruhan meningkat 7,6 persen sepanjang 2014.
Indeks S&P 500 sektor energi, yang kerap keluar masuk zona merah, ditutup turun 0,7 persen setelah harga minyak mentah Amerika Serikat CLc1 anjlok US$ 55,91, yang merupakan terendah selama lima setengah tahun terakhir. Harga minyak mentah Amerika Serikat dan Brent juga anjlok 50 persen dari nilai tertingginya di bulan Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham sektor utilitas dan finansial juga mengalami performa buruk pada perdagangan kemarin, tercermin dari saham JPMorgan Chase yang turun 1,5 persen ke level US$ 59,16.
Indeks Dow Jones industrial juga turun sebesar 99,99 poin atau 0,58 persen ke angka 17.180,84. Diikuti Indeks S&P 500 yang turun 12,7 poin (0,63 persen) ke level 1.989,63 dan Nasdaq Composite negatif 48,44 poin (1,04 persen) menjadi 4.605,16.
Sebaliknya, nilai saham PetSmart justru meningkat sebesar 4,2 persen ke level US$ 80,97 setelah perseroan setuju untuk ambil bagian dalam konsorsium ekuitas swasta yang diinisiasi oleh BC Partners Ltd dengan nilai US$ 8,7 miliar.
Di antara seluruh data-data ekonomi Amerika serikat, output dari sektor manufaktur mencatat kenaikan tertinggi selama sembilan bulan terakhir yang terlihat dari penguatan di bulan November. Hal ini mengindikasikan adanya penguatan pada kondisi ekonomi secara keseluruhan di Amerika Serikat. Namun, New York Federal Reserve menilai bahwa pertumbuhan output sektor manufaktur akan bernilai negatif pada bulan Desember ini.
Sebanyak 8,4 miliar saham berpindah tangan pada sesi perdagangan kemarin. Angka ini di atas rata-rata selama lima sesi terakhir, di mana sebanyak 7,4 miliar saham diperdagangkan menurut BATS Global Markets.