Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan selama ini penyerapan anggaran untuk belanja modal pemerintah masih rendah dan belum mencapai 100 persen. Padahal menurutnya belanja modal diharapkan mampu membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Belanja modal itu sering sekali pencapaiannya di bawah 80 persen dari total anggaran yang disiapkan. Padahal yang akan ditambah secara signifkian dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 adalah belanja modal," kata Bambang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (16/12).
Sampai Oktober 2014, Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja modal pemerintah sebesar Rp 71,4 triliun atau 44,4 persen dari pagu anggaran. Sementara pada Oktober 2013, realisasi belanja modal sudah mencapai 45,4 persen dari total pagu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menjelaskan seharusnya belanja modal bisa digunakan instansi pemerintah untuk melakukan investasi yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dia tidak ingin, upaya Kementerian Keuangan mencari alternatif pendanaan proyek infrastruktur tahun depan melalui utang menjadi tidak produktif jika kementerian lain tidak bisa mengoptimalkan dana yang tersedia.
"Kita tahu 2015 itu adalah tahun yang berat, sehingga harapan pertumbuhan salah satunya bertumpu dari investasi pemerintah. Nah, investasi pemerintah ini adalah belanja modal seperti yang saya katakan tadi," ujarnya.
Sebelumnya,
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis juga menyayangkan rendahnya penyerapan belanja modal pemerintah yang menjadi masalah klasik setiap tahun. "Kita lihatnya per kuartal. Biasanya kuartal I anggaran terserap baru enam persen, kuartal II penyerapannya jadi 16 persen. Sedangkan di kuartal III penyerapannya mencapai 45 persen. Baru sisanya yang 50 persen lebih dikeluarkan pada kuartal akhir, ini kan aneh. Begini terus setiap tahun" ujar Harry.
Salahkan SubsidiMenurut Bambang selama ini anggaran pemerintah banyak terbuang untuk subsidi. Tahun depan diharapkan penyerapan belanja modal bisa mencapai 100 persen setelah pemerintah mendapatkan ruang fiskal akibat mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Saat ini pemerintah tengah mengevaluasi potensi penerimaan dan asumsi-asumsi makro untuk melihat berapa besaran APBNP 2015 yang tepat. "Terutama asumsi harga minyak dan kurs yang volatilitas terus bergerak belakangan ini. Kita harus pertimbangkan dengan sangat matang, berapa kira-kira angka yang paling pas dari asumsi 2015," katanya.
Menanggapi masalah tersebut, hari ini beberapa Menteri mendatangi kantor Kementerian Perekonomian untuk membahas bagaimana penyerapan anggaran tersebut menjadi lebih baik.
Hadir Menteri PU Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyampaikan berapa kebutuhan anggaran Kementerian masing-masing.