Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) merevisi target produksi batubara Indonesia yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. Dari target produksi 396 juta ton sampai 425 juta ton yang ditetapkan, Pemerintah memutuskan untuk menaikkan jumlah produksi batubara ke angka 460 juta ton.
Paul Lubis, Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan naiknya target tersebut untuk memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor mineral dan batubara bisa bertambah Rp 10 triliun di 2015.
"Presiden minta tambahan PNBP minerba Rp 10 triliun untuk tahun depan. Otomatis produksi batubara harus ditingkatkan dan kita juga harus merevisi target produksi yang nantinya akan dimasukan ke APBN Perubahan 2015," ujar Paul di Jakarta, Selasa (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya imbauan ini, target PNBP sektor minerba tahun depan akan meningkat dari Rp 40,6 triliun menjadi Rp 50,6 triliun. Namun Paul mengatakan kepastian berapa besar tambahan produksi batubara tahun depan baru akan dibicarakan pada Maret 2015 jelang penetapan APBNP 2015 yang dijadwalkan terlaksana Juni 2015.
"Tapi sambil jalan kita akan meningkatkan pengawasan. Karena bisa saja penambahan PNBP 2015 dari upaya penertiban CnC (clear and clean)," terang Paul.
Batubara Masih DominanSementara itu Direktur Jenderal Mineral dan Batubara R. Sukhyar mengaku tambahan Rp 10 triliun akan didominasi oleh PNBP yang bersumber dari royalti batubara. "Saya rasa penambahan masih berasal dari batubara karena mineral agak sulit sekarang. Saya rasa Rp 10 triliun itu 90 persennya dari batubara dan Rp 10 persennya dari mineral," ungkap Sukhyar.
Imbauan Jokowi untuk meningkatkan PNBP dengan cara menaikan jumlah produksi sebenarnya bertolak belakang dengan rencana yang sudah disusun Kementerian ESDM sebelumnya. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara diketahui telah mengeluarkan keputusan untuk menahan laju produksi ditengah menipisnya cadangan dan rendahnya harga jual batubara dunia yang saat ini berada di kisaran US$ 74 per ton.
Bahkan
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) telah menyatakan upaya untuk menaikkan harga batubara Indonesia adalah dengan mengerem produksi anggotanya. Tidak cukup dengan melakukan strategi tersebut, APBI bahkan berencana mengajak asosiasi perusahaan batubara dari negara lain untuk bersepakat menahan produksi batubara dengan harapan bisa mendongkrak harga.
"Salah satunya dengan Australia. Soalnya harga tahun depan akan melemah ke angka US$ 67 per ton sampai US$ 70 per ton," ujar Ketua APBI Bob Kamandanu beberapa waktu lalu.