MAFIA MIGAS

Bos Petral Tak Ambil Pusing Jika Perusahaannya Dibubarkan

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2014 17:44 WIB
Presdir Petral Bambang Irianto mengatakan pembubaran Petral merupakan hak pemerintah sebagai pemegang saham induk usahanya PT Pertamina (Persero).
Pekan ini, Menteri ESDM Sudirman Said akan menerima rekomendasi dari tim Antimafia Migas terkait status Petral. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Direktur Pertamina Energy Trading Limited (Petral) Bambang Irianto mengaku tak ambil pusing dengan tudingan miring mengenai kegiatan Petral dalam pengadaan impor minyak. Bahkan, Bambang mengatakan tak mempermasalahkan jika akhirnya Pemerintah membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut lantaran dituding sebagai sarang mafia migas.

"Itu kan hak Pemerintah. Kami hanya pelaksana dan pekerja profesional," ujar Bambang usai mengadakan rapat dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (17/12).

Sebelumnya wacana pembubaran Petral kian mengemuka di jajaran tim yang dikenal dengan tim Antimafia Migas itu. Bahkan salah satu anggota tim yakni Djoko Siswanto mengusulkan pemindahan pusat operasi Petral ke Jakarta dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi pengadaan minyak impor yang dilakukan Petral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu kata Djoko, upaya pemindahan Petral juga dimaksudkan untuk memberi keuntungan pajak bagi Indonesia. "Ini target minimal saya. Dalam waktu dekat tim akan memberi rekomendasi untuk Petral ke Menteri ESDM Sudirman Said," kata Djoko beberapa waktu lalu.

Rekomendasi Final

Agung Wicaksono yang juga anggota tim Antimafia Migas menambahkan rekomendasi mengenai status Petral akan dikeluarkan dari hasil rapat internal tim yang digelar esok hari, Kamis (18/12).

"Kalau soal pemindahan lokasi dari Singapura ke Jakarta, semua kewenangan pemerintah berdasarkan rekomendasi dari hasil kajian kita. Besok tim akan rapat lagi seharian," ujar Agung.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER