PASAR MODAL

IHSG dan Rupiah Diprediksi Kembali Menguat

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 05:05 WIB
Pada Rabu (17/12), IHSG ditutup di level 5.035,65 atau menguat 0,19 persen, mengikuti Rupiah yang juga menguat 0,46 persen ke level Rp 12.667 dolar AS.
Aktivitas perdagangan saham, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 21 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perdagangan Kamis (18/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang support 5.014-5.022 dan resisten 5.055-5.068. Indeks diprediksi mampu menguat setelah adanya aksi beli lanjutan.

Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan Mulai adanya aksi beli membantu IHSG berada di zona hijau meski dari sisi sentimen belum mendukung.

“Laju IHSG dapat berpotensi menguat jika pelaku pasar masih memanfaatkan buyback,” ujarnya dalam riset, Rabu (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza menilai, sebelumnya laju IHSG diperkirakan variatif cenderung melemah jika sentimen yang ada masih lebih banyak negatifnya dibandingkan dengan yang positif, terkecuali anjloknya harga sejumlah saham dapat dimanfaatkan untuk buyback.

“Tampaknya pelaku pasar benar-benar memanfaatkan kondisi tersebut untuk kembali mengakumulasi saham-saham yang telah melemah sebelumnya,” katanya.

Beberapa saham-saham bigcaps mulai kembali diburu sehingga dapat masuk dalam jajaran top gainer dimana sebelumnya lebih banyak berada di top loser.

Sebelumnya, hampir seluruh sektor emiten mengalami pelemahan seiring dengan penguatan dollar AS yang terlalu tajam dan masih berlanjutnya pelemahan harga minyak. Namun, kali ini adanya aksi beli telah mengantarkan IHSG ke zona hijau yang didukung penguatan saham-saham keuangan dan pertambangan.

Masih berlanjutnya pelemahan sejumlah laju bursa saham Asia kali ini dapat diimbangi dengan mulai menguatnya rupiah dan berkurangnya aksi jual asing. Adapun transaksi asing tercatat jual bersih atau nett sell (dari nett sell Rp Rp 1,25 triliun menjadi nett sell Rp 54,5 miliar).

Pergerakan Rupiah

Reza menyatakan kekhawatiran sebelumnya karena belum ada sentimen maupun berita positif membuat laju rupiah diperkirakan dapat melanjutkan pergerakan negatif. Namun hal itu berhasil ditepis dengan menguatnya rupiah setelah melemah tajam sejak 11 Desember 2014 seiring dengan sentimen melonjaknya laju dollar AS.

“Tampaknya imbas intervensi dari BI senilai Rp 200 miliar melalui pembelian obligasi cukup mampu membangkitkan persepsi positif pelaku pasar terhadap rupiah,” ujarnya.

Menurutnya, meski laju poundsterling, yuan, hingga yen cenderung melemah, tetapi tidak terlalu berimbas negatif pada laju rupiah seiring spekulasi akan adanya intervensi dari Bank Indonesia.

Laju Rupiah berada di atas target level resisten 12.821. Sementara ini, masih terdapat spekulasi akan adanya intervensi tambahan dari BI dinilai cukup dapat menenangkan pelemahan.

“Kami perkirakan masih ada ruang bagi rupiah untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya di kisaran Rp 12.785-12.690 (kurs tengah BI),” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER