Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan cadangan devisa RI sebesar US$ 111,2 miliar masih aman, bahkan cukup hingga enam bulan ke depan. Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara mengatakan simpanan devisa masih sanggup mendanai impor dan utang luar negeri pemerintah.
"Masih cukup, level cukupnya 6 bulan. Termasuk untuk bayar impor dan utang pemerintah," kata Mirza di Jakarta, Rabu (17/12) malam.
Mirza menjelaskan langkah intervensi BI, yang menggelontorkan Rp 1,7 triliun untuk membeli obligasi valuta asing, tidak akan menguras cadangan devisa RI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka cadangan devisa nantinya enggak akan jauh beda dengan bulan sebelumnya," ucapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis peningkatan tipis cadangan devisa Oktober 2014 menjadi US$ 111,97 miliar, dari posisi US$ 111,2 miliar dari bulan sebelumnya. Sedangkan posisi cadangan devisa per 28 November 2014 senilai US$ 111,14 miliar.
BI mengatakan, cadangan devisa RI masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, namun Mirza yakin posisi cadangan devisa pada akhir Oktober tersebut dapat membiayai 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan.
"Memang cadangan devisa negara tetangga lebih baik dari kita, seperti Thailand US$ 153 miliar dan Malaysia US$ 124 miliar. Rasio cadangan devisa terhadap PDB, Indonesia 13,5 persen, Thailand 41,1 persen dan Malaysia 38 persen," kata dia.
Lebih jauh Mirza mengatakan, untuk meningkatkan cadangan devisa, pemerintah harus menggenjot ekspor dan mengurangi impor, termasuk ekspor tenaga kerja dan meningkatkan basis wisatawan mancanegara (wisman).
"Presiden Joko Widodo menargetkan kunjungan wisman naik menjadi 25 juta orang, dan ini adalah langkah benar untuk menaikkan cadangan devisa," katanya.