Jakarta, CNN Indonesia -- Bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) masih harus bersabar untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter, menyusul keputusannya mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 0 persen.
Seperti dilansir Reuters, Kepala Bank Sentral AS Janet Yellen dalam konferensi pers, Rabu (17/12) waktu setempat, menyatakan The Fed belum akan menaikkan suku bunga setidaknya sampai dengan pertemuan Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya, yakni April 2015.
Pengumuman The Fed ini muncul di saat ekonomi domestik Amerika menguat di tengah perlambatan ekonomi global. Keputusan itu direspon positif oleh pasar menyusul naiknya indeks saham dan imbal hasil obligasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks Nasdaq Composite bertambah 96,48 poin atau naik 2,12 persen ke angka 4.644. Disusul S&P 500 yang meningkat 40,15 poin atau 2,04 persen ke angka 2.012, dan The Dow Jones industrial naik 288 poin atau 1,69 persen ke angka 17.356. Kesepuluh sektor di S&P 500 tercatat mengalami peningkatan.
Sementara itu, nilai saham Exxon Mobil turun sebesar 3 persen menjadi US$ 89,02, yang merupakan saham energi dengan penurunan paling tajam akibat anjloknya harga minyak dunia.
Data ekonomi terbaru AS menunjukkan penurunan harga-harga barang konsumen pada November lalu, yang merupakan penurunan terbesar dalam enam tahun terakhir, seiring dengan menurunnya harga bahan bakar.
Nilai saham Herzfeld Caribbean Basin Fund menyentuh angka tertingginya selama tujuh tahun terakhir setelah Presiden Barack Obama mengumumkan akan melakukan normalisasi hubungan antara Kuba dan Amerika Serikat. Nilai sahamnya meningkat 28,9 persen ke angka US$ 8,78 per lembar saham.
Sebanyak 9,4 miliar lembar saham diperdagangkan pada sesi hari ini. Angka ini di atas rerata bulan Desember yaitu sebanyak 7,3 miliar lembar saham berpindah tangan menurut data BATS Global Markets.