KRISIS RUSIA

Pemerintah Pastikan Krisis Rusia Tak Berdampak Buruk Bagi RI

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 12:12 WIB
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan krisis Rusia akan berdampak signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia kesana.
(REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengaku tidak terlalu cemas terhadap pelemahan ekonomi Rusia meskipun negara tersebut merupakan salah satu mitra dagang Indonesia selama ini.

"Pelemahan ekonomi Rusia sedikit sekali mempengaruhi aktivitas perdagangan kita. Malah justru sepertinya tidak ada pengaruh sama sekali,” ujar Rahmat di Jakarta, Kamis (18/12)

Rahmat menilai jika Indonesia tidak bisa meningkatkan ekspor ke Rusia akibat negara tersebut sedang mengalami krisis, dia justru menilai masih banyak negara lain yang siap menyerap produk-produk Indonesia sebagai dampak pelemahan nilai tukar rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pelemahan mata uang rupiah menjadikan harga-harga barang ekspor Indonesia relatif lebih murah dibandingkan hasil-hasil ekspor negara lain. Dengan kondisi ini saya kira ekspor kita justru akan lebih besar,” katanya.

Rahmat mengatakan pemerintah tidak hanya fokus kepada satu pasar saja apabila salah satu negara tujuan ekspor Indonesia mengalami kelesuan ekonomi. "Tentunya Kementerian kita tidak hanya fokus pada satu pasar saja, tapi juga kita terus mencari pangsa pasar lain,” tambahnya.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor non-migas dari Indonesia ke Rusia sebesar US$ 745,7 juta dari periode Januari hingga September 2014. Secara tahunan, ekspor Indonesia ke Rusia selalu meningkat tahun ke tahun. Nilai ekspor non migas Indonesia ke Rusia pada tahun 2012 mencapai US$ 867,3 juta dan pada 2013 mencapai US$ 930,3 juta.

Berbeda dengan Rahmat, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro justru menilai kebijakan Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 650 basis poin menjadi 17 persen bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.

"Rusia itu dianggap emerging economic seperti kita. Pasti ada imbasnya ke kita," kata Bambang di kantornya beberapa waktu lalu.

Menkeu mengatakan kenaikan signifikan suku bunga acuan Bank Sentral Rusia pasti akan mempengaruhi pergerakan uang di dunia. Kondisi ini mirip dengan situasi pasar global pada pertengahan 2013 ketika Amerika Serikat menghentikan kebijakan stimulusnya (tapering off).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER