Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen baru akan tercapai pada 2016. Pasalnya, gejolak ekonomi masih akan menghambat laju ekonomi nasional pada tahun depan.
"Kenapa saya katakan paling cepat realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen di tahun 2016, karena masih akan ada normalisasi kebijakan Bank Sentral AS. Paling cepat 2016 sudah ada investasi lancar kembali" jelas Bambang pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (18/12).
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,8 persen. Sementara untuk tahun ini, Menkeu memperkirakan realisasinya hanya di kisaran 5 persen hingga 5,1 persen dari target 5,4 persen di APBNP 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya untuk lima tahun ke depan, kalau tidak ada krisis ekonomi, Indonesia akan tumbuh 7 persen atau lebih," tuturnya.
Bambang menjelaskan dengan semakin terintegrasinya sistem keuangan global membuat ekonomi dunia rentan terkena sentimen negatif dari perubahan kebijakan Negeri Paman Sam. Karenanya, perbaikan fundamental perekonomian penting untuk dilakukan dengan meningkatkan investasi di sektor riil.
"Kalau kita punya landasan fundamental yang kuat, kita bisa menahan gejolak yang datangnya berulang-ulang. Landasan fundamental yang seperti apa? Yaitu kita harus melakukan pengurangan defisit transaksi berjalan" tambah Bambang.
Untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan, Bambang menambahkan perlu kombinasi kebijakan di sektor perdagangan, yakni dengan mendorong ekspor dan mengurangi kebiasaan impor. "Kita sudah mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang terus melebar sejak 2012. Intinya, kita pikirkan minimal dalam dua tahun ke depan bagaimana indikator fundamental ini terjaga" tambahnya.
Sebelumnya, Bambang mewaspadai kemungkinan terjadinya
pemburukan ekonomi pada kuartal II 2015 akibat pelarian modal asing ke luar negeri (capital outflow).