Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai krisis keuangan yang dialami negeri Beruang Merah Rusia saat ini tidak memiliki pengaruh apa pun bagi Indonesia termasuk dari sisi rencana investasi. Bahkan menurut JK, dalam kondisi normal pun rencana investasi besar Rusia ke Indonesia tidak pernah terealisasi.
“Rencana Investasi Rusia memang tidak pernah jelas untuk Indonesia. Jadi kalau sekarang mereka ekonominya sedang sulit, tidak berpengaruh ke Indonesia,” ujar JK di Jakarta, Kamis (18/12).
Realisasi penanaman modal langsung Rusia ke Indonesia yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memang tidak terbilang wah. BKPM mencatat dalam lima tahun terakhir nilai investasi negara Vladimir Putin tersebut ke Indonesia hanya sebesar US$ 6,3 juta. Namun BKPM memberikan disclaimer bahwa realisasi investasi tersebut diluar investasi sektor migas, perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB), asuransi, dan sewa guna usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin memastikan perusahaan-perusahaan negara asalnya siap memasok minyak mentah ke Indonesia sesuai permintaan pemerintah. Hal tersebut disampaikan Galuzin usai bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said awal bulan ini, sebelum krisis keuangan melanda negara tersebut.
"Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Putin di Beijing bulan lalu. Kami rasa Indonesia adalah mitra Rusia yang baik dengan kondisi ekonomi dan investasi yang sangat positif dibandingkan negara-negara lain di dunia," ujar Galuzin.
Bahkan perusahaan aluminium asal Rusia yaitu Rusal kembali menyatakan minatnya membangun smelter alumina di Kalimantan Barat. Kali ini minat tersebut disampaikan langsung oleh Alexei Likhachev, Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia saat berkunjung ke Jakarta.
Alexei mengungkapkan pada 20 Oktober 2014 usai Presiden Joko Widodo dilantik, Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denise Manturov telah bertemu dan sempat membicarakan kelanjutan proyek senilai US$ 2,5 miliar itu. "Untuk itu delegasi Rusia yang datang ke Indonesia akan membicarakan kembali dengan Pemerintah Indonesia yang sangat mendukung proyek ini," kata Alexei.