Jakarta, CNN Indonesia -- Meski sudah diberlakukan selama dua bulan lebih, PT Kereta Api Indonesia rupanya masih mempelajari sistem kompensasi keterlambatan kereta api. Sistem ini diajukan oleh Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan PT KAI masih mempersiapkan kelengkapannya. "Kami juga masih pikirkan cara agar penumpang tidak kerepotan untuk menebus penalti yang mereka dapat nanti," katanya di Jakarta, akhir pekan ini.
Sistem kompensasi itu mulai diberlakukan pada Oktober lalu. Kompensasinya meliputi pengembalian tiket 100 persen jika kereta api jarak jauh terlambat, pemberian makanan dan minuman ringan jika keterlambatan kereta jarak jauh mencapai tiga jam dari waktu seharusnya.
Edi berharap, sistem kompensasi yang baru itu akan memotivasi PT KAI untuk menurunkan angka keterlambatan kereta api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap minggu direktur operasional mencatat record keterlambatan berapa persen. Kami juga sedang mengupayakan beberapa cara untuk mengurangi angka keterlambatan," ujar Edi.
Upaya-upaya tersebut antara lain dengan membangun rel berganda (double track) untuk menambah frekuensi angkutan serta penghematan waktu tempuh antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Double track ini terlebih dahulu difokuskan di pantai utara Jawa dibanding pantai selatan mengingat lebih banyaknya penggunaan moda angkutan ini di jalur utara.
"Double track di Larangan kini sudah switch over. Di pantai utara juga sedang dikerjakan, maaf kalau kemarin perjalanan menuju Tegal sempat terganggu. Kami harapkan akhir tahun ini double track di pantai utara selesai dilaksanakan," katanya.
Target penyelesaian double track ini mundur dari jadwal seharusnya. Sebelumnya, PT KAI sempat mengatakan bahwa proyek pantura sepanjang 727 km dari Jakarta menuju Surabaya ini akan selesai pada pertengahan 2014. Sedangkan double track pantai selatan baru dimulai proses pengerjaannya pada bulan Agustus 2014 yang lalu. "Double track yang selatan ini masih parsial," kata Edi.
Selain pembangunan double track, PT KAI juga akan menyelesaikan masalah tumpang tindih rel lokal dengan rel jarak jauh. "Kalau anda melihat di Jatinegara ada pembangunan ya untuk itu. Kami mengupayakan agar track lokal tidak menindih track antar kota," ujarnya.
Edi berharap dengan upaya-upaya tersebut, tidak akan ada lagi penumpang yang komplain karena keterlambatan kereta api.
"Contohnya waktu tempuh Jakarta - Semarang menggunakan kereta api adalah tujuh jam. Tapi kalau telat sejam langsung dikomplain. Padahal persentase waktu keterlambatan kita cuma 14 persen dari total waktu tempuhnya. Bandingkan saja dengan pesawat terbang, kalau penerbangan 45 menit terlambatnya kan bisa satu jam. Itu kan lebih dari 100 persen persentase waktu tempuh. Kami tidak mau seperti itu lagi," katanya.