Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri dan anggota tim Chandra Hamzah bertandang ke markas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siang ini. Faisal mengaku kedatangannya ke KPK untuk berdiskusi soal pembenahan sektor migas yang kini menjadi tanggung jawab pengawasannya.
"Kami ada agenda diskusi soal tata kelola Migas dengan pimpinan KPK," kata Faisal saat tiba di Gedung KPK, Rabu (24/12). "Nanti detailnya akan kami bahas dulu di dalam,” ujar Faisal di Gedung KPK, Rabu (24/12).
Faisal mengaku pertemuan dengan pimpinan KPK hanya sebatas diskusi dua arah untuk saling memberi masukan cara membenahi sektor migas di Indonesia yang banyak dimanfaatkan pemburu rente bernama mafia migas. Dia menampik datang ke KPK untuk melaporkan dugaan penyimpangan di sektor tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pada 3 Desember 2014 lalu, salah satu anggota Tim Antimafia Migas Fahmy Radhy pernah menuturkan
rencana timnya untuk melibatkan KPK dalam pemberantasan mafia migas tersebut.
"Kami ingin semuanya transparan karena tugas kami adalah memagari mekanisme ini agar mafia tidak lagi bisa masuk. Nantinya tim juga akan melibatkan KPK, karena kami tidak memiliki kewenangan dalam menyidik dan menangkap mafia migas," kata Fahmy ketika itu.
Tahun ini KPK sendiri telah membentuk suatu
tim yang ditugaskan untuk mempelajari sektor pertambangan mineral, batubara, serta migas di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, KPK mengirim tim yang diberi nama Satuan Petugas Sumber Daya Alam KPK tersebut ke Kanada pada September 2014 lalu untuk mempelajari cara ideal mengelola tambang dan migas untuk dibandingkan dengan pengelolaan dua sektor tersebut di Indonesia.
Eksplorasi dan tinjauan ke Kanada merupakan rangkaian kegiatan pencegahan korupsi di sektor pertambangan dan migas yang saat ini tengah menjadi fokus di KPK. Pada 27 Agustus 2014 KPK juga telah melakuan koordinasi dan supervisi pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dengan melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga.