KEBIJAKAN SUBSIDI BBM

Pemerintah Naikkan Margin Pengusaha SPBU Pertamina

CNN Indonesia
Selasa, 30 Des 2014 12:51 WIB
Kebijakan pemerintah menaikkan margin keuntungan penjualan BBM bersubsidi oleh pengusaha SPBU untuk meningkatkan daya saing dengan SPBU swasta.
SPBU Pertamina yang dikelola pengusaha Hiswana Migas akan menerima tambahan margin mulai tahun depan. (CNN Indonesia/Aditya Panji)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan kebijakan pemerintah menetapkan harga baru bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan skema subsidi tetap mulai 1 Januari 2015, akan dibarengi dengan penambahan margin bagi pengusaha pemilik stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mitra PT Pertamina (Persero).

Hal tersebut menurut Sudirman untuk meredam keluhan para pengusaha SPBU anggota Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) yang mengkhawatirkan penerapan subsidi tetap hingga wacana penghapusan bensin RON 88 atau premium hanya akan mengurangi penjualan BBM Pertamina yang menjadi nadi bisnis mereka.

“Pemerintah mempertimbangkan memberi margin lebih baik kepada pengusaha SPBU, karena selama ini margib mereka sangat minim,” ujar Sudirman di Jakarta, Selasa (30/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Sudirman meminta para pengusaha SPBU yang bekerjasama dengan Pertamina mengoperasikan SPBU berskema Company Own Dealer Operate (CODO) tersebut untuk dapat menyisihkan peningkatan margin yang akan diterimanya untuk memperbaiki kualitas layanan sehingga tidak kalah dengan layanan yang diberikan SPBU asing seperti Shell dan Total.

“Margin diperbaiki agar pelayanan lebih baik, dengan cara itulah pemerintah membekali pengusaha SPBU untuk bersaing,” kata Sudirman yang enggan menyebutkan berapa margin baru yang diberikan untuk pengusaha SPBU.

Sebelumnya Ketua II DPP Hiswana Migas M. Ismeth mengatakan sudah cukup lama margin keuntungan yang diperoleh anggotanya dari Pertamina tidak naik sedangkan biaya operasional terus meningkat.

“Sekarang ini margin kami hanya Rp 210 per liter. Kami dulu bisa untung karena jualan bensin dengan oktan RON 88, kompetitor tidak ada. Nah, kalau sama-sama jualan RON 92, kami bisa kalah. Kalau ini terjadi bisa ada liberalisasi," ujar Ismeth.

Dia menjelaskan anggota Hiswana Migas saat ini ada sekitar 5.300 dan merekalah yang menyalurkan BBM ke masyarakat. Menurutnya jika nanti wacana penghapusan premium tersebut diluncurkan, maka sebagian konsumen akan beralih ke SPBU asing seperti Shell dan Total.

Sementara ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku akan segera mengumpulkan anggota Hiswana Migas yang menjadi mitra pendistribusian BBM bersubsidi ke masyarakat untuk membicarakan lebih lanjut hal tersebut.

“Pengusaha SPBU kan mitra Pertamina, maka kami akan duduk bersama. Karena itu merupakan tanggung jawab Pertamina untuk bisa memperkuat mereka bersaing dengan siapa pun,” kata Dwi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER