Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan minyak dan gas asal Singapura, Kris Energy Ltd mengaku Pemerintah Indonesia telah menyetujui rencana pengembangan (
plan of development/PoD) lapangan gas Lengo yang terletak di Jawa Timur. Persetujuan ini tertuang dalam kontrak bagi hasil (
production sharing contract/PSC) yang telah dikantongi perseroan.
Dengan adanya persetujuan PoD tersebut, manajemen Kris Energy akan memulai penawaran negosiasi formal perjanjian jual beli gas dengan sejumlah pembeli (
offtakers) potensial.
"Ini adalah perkembangan pertama kami sebagai operator di Indonesia. Kami telah membangun kompetensi teknis dan manajemen proyek di Jakarta siap untuk pengembangan ini," ujar Direktur Eksplorasi dan Produksi Kris Energy Chris Gibson Robinson melalui keterangan pers yang diperoleh CNN Indonesia, Senin (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan, wilayah kerja Bulu PSC sendiri meliputi 697 kilometer persegi di tiga wilayah terpisah yakni Bulu A, B dan C. Ketiga blok tersebut terletak di basin Jawa Timur pada kedalaman 50 sampai 60 meter dibawah permukaan air. Adapun penemuan gas Lengo di Bulu A akan dikembangkan melalui pengeboran empat sumur pengembangan dan
platform wellhead.
Dimana gas akan disalurkan melalui sebuah pipa sebesar 20 inci dengan panjang 65 kilometer yang akan mengangkut gas langsung dari sumur ke pantai. "Ketika beroperasi lapangan Lengo akan membawa campuran produksi antara gas sekitar 52 persen dan minyak sekitar 48 persen," tambah Robinson.
Manajemen memperkirakan produksi gas lapangan Lengo akan mencapai 70 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan berproduksi setelah mitra Kris Energy yakni AWE Ltd, Satria Energindo dan Satria Wijayakusuma menemukan kesepakatan mengenai besaran investasinya dalam 24 bulan ke depan.
Porsi
working interest (WI) Lapangan Lengo sendiri dimiliki Kris Energy sebesar 42,5 persen, AWE sebanyak 42,5 persen, Satria Energindo dengan 10 persen dan sisanya 5 persen dimiliki Satria Wijayakusuma. Selain Bulu PSC, Kris Energy juga memiliki WI di East Muriah PSC yang posisinya terletak di lapangan gas East Lengo.
"Permintaan gas di Indonesia akan terus tumbuh dan harga pipa jangka panjang memegang peran penting meskipun pasar minyak internasional sedang
volatile. Maka dari itu Bulu PSC adalah potensi agregasi hub untuk gas ke Jawa Timur," pungkas Robinson.