Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun, tumbuh 65 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 9,2 triliun. Sejalan dengan itu, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 824,7 miliar, dengan proyeksi laba sebesar Rp 440,1 miliar.
Kiki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, menjelaskan sepanjang 2014 ADHI meraih kontrak baru sebesar Rp 9,2 triliun yang didominasi oleh proyek swasta sebesar 52 persen. Sementara untuk kontrak proyek BUMN dan APBN masing-masing sebesar 24 persen.
"Persentase terbesar adalah proyek-proyek gedung 43 persen, jalan dan jembatan 19 persen, dan sisanya adalah infrastruktur lainnya," ujar Kiki melalui siaran pers, Jumat (9/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan lini bisnis, jelas Kiki, ADHI memperoleh kontrak baru sebesar Rp 8,2 trilioun untuk jasa konstruksi dan EPC (engineering, procurement, dan construction). Sementara lini bisnisnya masing-masing sebesar Rp 913,2 miliar untuk proyek properti dan Rp 74,3 miliar untuk bisnis cetak beton (precast concrete).
"Untuk kinerja ADHI di tahun 2015, target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun," ujar Kiki optimistis.
Target tersebut, lanjut Kiki, terbagi untuk lini bisnis jasa konstruksi sebesar Rp 12,5 triliun, bisnis EPC Rp 460,1 miliar, sektor properti Rp 1,7 triliun, dan beton cetak Rp 479,6 miliar.
"Sementara total pendapatan usaha di tahun 2015 direncanakan sebesar Rp 13,2 triliun. Laba bersih direncakan Rp 440,1 miliar," katanya.
Anak perusahaan ADHI yang diyakini bakal memberikan kontribusi dominan adalah PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realti sebesar 66,6 persen melalui pengembangan bisnis properti realti.
"Capex ADHI di tahun 2015 direncakan sebesar Rp 824,7 miliar," jelas Kiki.
Kiki menambahkan belanja modal 2015 rencananya berupa investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp 566,1 miliar, penyertaan proyek investasi sebesar Rp 202,8 miliar dan pembelian aset tetap sebesar Rp 68,387 miliar. Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari sisa dana hasil penerbitan obligasi yang lalu, kredit perbankan serta kas internal perseroan.
(ags/gen)