Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memprediksi gonjang ganjing nilai tukar rupiah masih akan berlangsung pada 2015 menyusul rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikan suku bunga acuannya pada pertengahan tahun.
"Jadi gonjang ganjing Rupiah masih akan terjadi pada 2015 karena memang dolar AS sedang tidak punya lawan. Dulu ada Euro, Yen dan Yuan, tetapi sekarang ketiganya sedang kehabisan tenaga," ujar Menkeu ketika berkunjung ke kantor CNN Indonesia, Jumat (9/1).
Bambang memperkirkaan nilai tukar Euro terhadap dolar AS masih akan stagnan untuk waktu satu hingga dua tahun ke depan. Sementara pelemahan Yen menjadi strategi yang disengaja oleh Pemerintah Jepang guna meningkatkan ekspor manufaktur Negeri Samurai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jepang memang sedang tidak ingin mata uangnya menguat karena mereka butuh Yen yang lemah untuk meningkatkan ekspor mereka, karena sektor ekonomi yang dominan di sana adalah manufaktur," tuturnya.
Menurut Bambang , dolar AS saat ini merupakan mata uang yang paling aman di dunia. Karenanya, instrumen investasi berdenominasi dolar AS menjadi pilihan utama investor untuk memutar modalnya pada tingkat risiko yang paling kecil.
Fenomena ini, kata Menkeu, sejalan dengan kondisi perekonomian AS yang berangsur-angsur membaik. Di sisi lain, The Federal Reserve sudah berancang-ancang akan melakukan normalisasi kebijakan moneter Negeri Paman Sam dengan merencanakan kenaikan suku bunga acuan.
"Secara natural investor akan mencari
safe haven, yaitu keduanya
US dollar dan
US Treasury Bills. Konsekuensinya dolar akan menguat terhadap mata uang manapun dan secara otomatis investasi yang tadinya berkeliaran akan mendekati dolar AS," tuturnya.
Dengan dolar yang menguat hebat,ditambah dengan perkembangan ekonomi domestik yang kurang menggembirakan, lanjut Menkeu, membuat rupiah semakin terdepresiasi. Dari sisi internal, defisit transaksi berjalan bisa menjadi indikator yang menggambarkan lemahnya fundamental ekonomi nasional.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, kurs ditetapkan sebesar Rp 11.900 per dolar AS. Seiring dengan dinamika ekonomi global dan domestik, pemerintah merevisi target kurs menjadi Rp 12.200 per dolar AS di Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP).
(ags/gen)