INFLASI INDONESIA

Menkeu: Masalah Logistik Turut Sumbang Inflasi Indonesia

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jan 2015 08:00 WIB
Tingginya inflasi di Indonesia turut disumbang oleh faktor non-moneter maupun non-fiskal
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan tingginya inflasi di Indonesia turut disumbang oleh faktor non-moneter maupun non-fiskal. Dua hal diantaranya yang menurut Bambang menghambat penurunan inflasi adalah logistik dan tata niaga.

“Inflasi terendah di Indonesia hanya berada pada kisaran 4,5 persen hingga 5 persen. Padahal Filipina bisa mempertahankan inflasi 2 sampai 3 persen. Penyebabnya adalah masalah logistik dan tata niaga,” kata Bambang dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, Selasa (13/1).

Menurut mantan Wakil Menteri Keuangan tersebut, biaya logistik, termasuk biaya angkut barang komoditas di Indonesia tergolong mahal. Tingginya ongkos angkutan bahkan telah terjadi sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal inilah yang menyebabkan tingginya harga barang-barang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau biaya pengangkutan mahal, otomatis harga produk akan jadi mahal. Tanpa harga bensin naik pun, dengan (biaya) logistik yang begini tinggi, maka ini akan membuat komoditas kita, terutama yang pengaruhi inflasi itu akan susah turun harganya,” kata Bambang.

Selain masalah logistik tersebut, masalah tata niaga juga turut menyebabkan terjadinya inflasi. Dia mencontohkan aksi ambil untung para spekulan yang sering menimbun barang untuk memperoleh keuntungan sendiri.

“Tata niaga kita yang memang belum rapi, banyak penahan barang. Kalau kita sendiri jadi pedagang, kita juga akan berpikir kalau bisa dapat untung besar kenapa tidak menahan barang supaya harganya naik,” terangnya (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER