Jakarta, CNN Indonesia -- Forum Industri Pengguna Gas Bumi mempertanyakan penyelesaian proyek transmisi pipa dari Gresik, Jawa Timur menuju Cirebon, Jawa Barat yang mati suri selama 10 tahun. Padahal jika pembangunan pipa gas tersebut rampung, disparitas harga gas bumi di Jawa Timur dan Jawa Barat bisa ditekan.
"Padahal PT Pertagas dan PT Rekayasa Industri telah memenangkan tender proyek pipa itu pada 2004. Tapi kok sampai sekarang belum ada implementasinya. Pipa ini seharusnya bisa memasok kelebihan gas bumi di Selat Madura dan menyalurkannya di Jawa Barat yang kini merupakan kawasan industri,” kata Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga ketika ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/1).
Proyek yang dimaksud Elisa membentang sepanjang 700-800 kilometer (km) dari Gresik hingga Cirebon. PT Pertamina (Persero) sebagai induk Pertagas sendiri pernah menaksir nilai investasinya diperkirakan sebesar Rp 9,6 triliun pada 2014, namun sampai sekarang pembangunan proyek ini masih belum selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan persentase kontribusi bahan baku kepada total biaya output manufaktur kira-kira sebesar 40 persen. Dengan perbedaan harga gas bumi sebagai bahan baku di Jawa Barat yang lebih besar US$ 1 per MMMBTU dibanding Jawa Timur, pembangunan pipa ini akan menekan biaya bahan baku gas bumi di Jawa Barat,” tambahnya.
Elisa mengatakan harga gas bumi di Jawa Barat rata-rata US$ 9,29 per MMBTU, harga ini terbilang lebih mahal dibandingkan negara-negara Asean lain seperti Malaysia yang harganya US$ 3,69 per MMBTU atau Singapura US$ 3,99 per MMBTU.
"Kalau seperti ini kita bagaimana mau bersaing di Masyarakat Ekonomi Asean,” tambahnya.
Selain mengharapkan proyek pipa Gresik-Cirebon segera rampung, Elisa juga berharap pipa transmisi dari Bontang, Kalimantan Timur ke pulau Jawa juga segera selesai agar pasokan gas-gas bumi ke industri-industri semakin lancar dan semakin kompetitif dari segi biaya. "Kalau kita semakin produktif, maka juga akan menyerap tenaga kerja. Kan selama ini dari industri yang menggunakan gas bumi sebagai bahan baku industri baru menyerap 900 ribu tenaga kerja per tahun,” pungkasnya.
(gen)