Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan (
current account deficit) paling tinggi akan terjadi pada kuartal II 2015. Sebelumnya BI menargetkan defisit transaksi berjalan sebesar 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang tahun ini, namun defisit sebesar 3,5 hingga 3,8 persen diperkirakan akan terjadi di kuartal II.
"Pembagian defisit ada di beberapa kuartal. Angka kuartal I biasanya defisitnya rendah, sekitar 2 persen, kuartal II biasanya tinggi, tapi tahun ini kami perkirakan lebih rendah dari 4 persen yakni 3 sekian persen," ujar Deputi Gubernur BI Perry Wardjio di gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/1).
Perry menganalisa angka defisit yang tinggi akan terjadi pada kuartal II 2015 akibat belanja barang yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi proyek infrastruktur yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Ini yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. "Sehingga utk kuartal III-IV impor non-migas untuk belanja modal pembangunan infrastruktur akan meningkat," ujar Perry.
Namun dia menilai hal tersebut wajar karena pemerintah ingin menggenjot pembangunan infrastruktur secara merata. "Defisit 3 persen itu tidak apa-apa, tapi dalam jangka menengah-panjang, dengan kapasitas produksinya akan naik dan dorong defisit ke arah yang sustainable 2,5-3 persen dari PDB," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(gen)