Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini dampak kebijakan penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) setiap dua minggu sekali akan mampu menekan inflasi tahun ini.
"Dampak inflasi bisa minimum. Karena harga itu tersesuaikan setiap dua minggu dan masyarakat harus menyesuaikan konsumsinya," ujar Agus saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (19/1).
Dia pun memprediksi inflasi 2015 bakal berada pada kisaran 4-5 persen karena pencabutan subsidi BBM jenis premium bakal menambah ruang fiskal hingga Rp 240 triliun dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, Agus menilai, akumulasi kenaikan harga BBM yang tidak fleksibel terhadap perkembangan harga minyak dunia membuat kenaikan harga BBM menjadi faktor penyumbang inflasi teerbesar.
"Indonesia dalam 10 tahun terakhir inflasi bisa naik 8,3-17 persen, karena penyesuaian harga BBM yang harus dinaikkan akibat harga minyak dunia yang tinggi dan ini membuat inflasi kita menjadi tinggi," kata Agus.
Atas dasar itu, Agus mendukung langkah pemerintah yang memberikan subsidi tetap bagi BBM berjenis solar dan minyak tanah. Sehinggar risiko fluktuasi minyak dunia tidak akan begitu memberatkan fiskal.
"Kami sambut baik adanya kebijakan fix subsidi, karena kebijakaan itu diambil pada saat yang tepat harga minyak sedang turun, langsung membuat subsidi BBM bersifat fleksibel," ujarnya.
(gen)