Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,37 persen berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) menjadi Rp 12.659 dari Rp 12.612 per mata uang Paman Sam tersebut pada Selasa (20/1). Analis menilai potensi penguatan rupiah masih bersifat koreksi.
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan potensi penguatan rupiah masih bersifat koreksi. Sentimen pelemahan masih terjaga dengan rupiah yang diperdagangkan di dalam indikator grafik perdagangan pasar uang.
“Sentimen pelemahan rupiah masih terjaga dimana mata uang Garuda mungkin akan diperdagangkan di kisaran 12.620 hingga 12.670 untuk hari ini dalam pasar uang,” ungkapnya seperti dikutip dari riset, Selasa (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi fundamental, Zulfirman menilai penguatan dolar AS cukup membebani kinerja rupiah di awal sesi Asia. Dolar AS menguat seiring kontrasnya outlook kebijakan moneter AS dengan negara maju lainnya. Federal Reserve telah sinyalkan niat untuk mulai naikan suku bunga tahun ini.
Pekan lalu, bank sentral Swiss telah memberlakukan suku bunga negatif -0,75 persen dan kebijakan ini juga diikuti oleh bank sentral Denmark yang kemarin menurunkan suku bunga depositonya menjadi -0,2 persen. Pasar juga berharap ECB akan meluncurkan kebijakan QE ketika mengakhiri pertemuan pada 22 Januari mendatang.
Meski demikian, serangkaian data Tiongkok yang dirilis pagi ini mungkin dapat meredakan kekhawatiran terhadap ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok, mitra dagang utama Indonesia. GDP tahunan Tiongkok tumbuh 7,3 persen pada Q4 2014.
Menurut Zulfirman, jumlah itu lebih tinggi dari estimasi 7,2 persen tapi sama dengan publikasi sebelumnya 7,3 persen pada Q3 2014. Sementara itu, produksi industri Tiongkok meningkat 7,9 persen untuk bulan Desember; lebih baik dari prediksi kenaikan 7,4 persen dan publikasi sebelumnya yang meningkat 7,2 persen.
Dari sisi domestik, keputusan pemerintah Indonesia yang kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta menurunkan harga elpiji 12 Kg dan semen dapat meredakan kecemasan atas ancaman perlambatan ekonomi Indonesia.
“Namun, keputusan penurunan harga bbm juga akan memperlambat upaya perbaikan defisit current account Indonesia yang selama ini menjadi batu sandungan bagi rupiah,” jelasnya.
(gir/gir)