Menteri Susi Rayu Industri Pembiayaan Bantu Kredit Nelayan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 12:59 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyayangkan rendahnya jumlah kredit yang diterima nelayan dan pelaku usaha di sektor maritim dari perbankan.
Nelayan memindahkan ikan dari kapal di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Banda Aceh, Sabtu, 20 Desember 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta para anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) untuk dapat menyalurkan kredit bagi nelayan dan industri perikanan lainnya.

“Sektor usaha di bidang perikanan dan kelautan potensinya sangat besar dan itu membutuhkan pembiayaan yang sangat besar. Bisa masukkan kredit ke kegiatan penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, pemasaran produk, wisata bahari, dan jasa pendukung lainnya,” ujar Susi di Jakarta, Kamis (22/1).

Susi menyayangkan masih rendahnya jumlah kredit yang diterima para nelayan dan pelaku usaha di sektor maritim dari perbankan maupun perusahaan pembiayaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2014, jumlah kredit perbankan yang disalurkan untuk sektor kemaritiman hanya Rp 67,33 triliun atau sekitar 1,85 persen dari total kredit perbankan. Sedangkan persentase kredit pembiayaan yang ditujukan untuk sektor perikanan dan kelautan hanya 0,7 persen dari Rp 242,8 triliun total pembiayaan konsumen.

Bentuk Tim

Guna mendukung peningkatan kredit ke sektor maritim oleh perusahaan pembiayaan, OJK berinisiatif membentuk Kelompok Kerja Sinergi Industri Keuangan Non Bank Pembiayaan Kemaritiman dan Kelautan. Salah satu fungsi dari kelompok kerja tersebut adalah merumuskan dan menyusun mekanisme pembiayaan sektor kemaritiman dan perikanan.

"Saya perkirakan akhir Maret, tim ini sudah dapat kasih rekomendasi lah," terang Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus Djaelani yang menunjuk Efrinal Sinaga sebagai ketua kelompok kerja.

Menurut Efrinal, kelompok kerja tersebut sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin membangun poros maritim di Indonesia. Dia menganggap selama ini industri maritim seolah dipunggungi oleh lembaga pembiayaan padahal potensinya besar.

Selain itu, dia juga optimis perusahaan pembiayaan akan tertarik ke industri maritim karena ke depannya tren pasar otomotif dan mineral akan menurun. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER