Proyek RFCC Pertamina Beroperasi Juni 2015

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Minggu, 25 Jan 2015 11:47 WIB
PT Pertamina (Persero) menargetkan proyek RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) di kilang Cilacap bisa beroperasi penuh di Juni 2015.
Sebuah truk pengangkut elpiji melintasi terminal penyimpanan elpiji milik PT Pertamina usai bongkar muat di Kawasan Tanjung Priok Jakarta, Kamis (25/12). PT Pertamina berencana menaikkan harga jual eceran gas elpiji tabung kemasan 12 kg pada Januari 2015 sebesar Rp 1.500 per kg. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen PT Pertamina (Persero) optimistis proyek RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) yang dibangun di komplek kilang minyak Cilacap bisa beroperasi penuh pada Juni 2015. Pengoperasian proyek RFCC sendiri dilakukan dalam rangka mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia yang dilakukan Indonesia.

"Pertamina akan (terus) berupaya menutup gap permintaan dan kapasitas produksi yang ada sekarang melalui beberapa program, seperti RDMP (Refinary Development Program), RFCC, dan PLBC (Proyek Langit Biru Cilacap). Soalnya dalam 10 tahun ke depan kami memproyeksikan permintaan Premium menembus 77 juta KL sedangkan Solar 54 juta KL," ujar Direktur Pengolahan Pertamina, Rahmad Hardadi di Jakarta, Minggu (25/1).

Proyek RFCC Pertamina diketahui menggunakan Technology Licensor UOP dan AXENS yang mampu meningkatkan kapasitas kilang minyak Cilacap sebesar 62.000 barel per hari (bph). Selain produk BBM (Bahan Bakar Minyak), p
royek ini juga bisa meningkatkan produksi gasoline sebesar 2 juta kl per tahun, LPG sebanyak 352.000 ton per tahun dan produk propylene mencapai 142.000 ton per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmad mengatakan pembangunan RFCC sendiri dilaksanakan konsorsium PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan Goldstar Co. Ltd. dari Korea Selatan. "Proyek ini dijadwalkan akan mulai start up pada Maret 2015 dan full operation pada Juni. Sehingga pada Agustus RFCC sudah bisa diserahterimakan operasinya kepada Pertamina," katanya. 

Berdasarkan catatan, proyek RFCC merupakan bagian dari program Pemerintah di bidang infrastruktur energi yang termaktub dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Proyek ini dibangun guna meningkatkan ketahanan energi nasional dan menghindari krisis energi yang saat ini tengah mengancam. Adapun untuk merealisasikan proyek tersebut, perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah tersebut telah menganggarkan dana investasi mencapai US$ 1,4 miliar.

(dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER