Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mecatatkan kinerja keuangan yang buruk di sepanjang 2014. Tahun lalu, perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah tersebut hanya mencatatkan laba bersih (
unaudited) US$ 1,57 miliar atau anjlok 50 persen dibandingkan perolehan 2013 di angka US$ 3,06 miliar.
Adapun pendapatan usaha Pertamina 2014 diketahui berada di kisaran US$ 70,70 miliar atau menurun tipis dari capaian 2013 di angka US$ 71,10 miliar.
"Tapi (perolehan) ini masih prognosa. Masih belum diaudit," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto di Jakarta, Selasa malam (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi menjelaskan, fenomena pelemahan harga minyak dunia dinilai memberi tekanan yang besar terhadap kinerja sektor hulu dan hilir yang selama ini menjadi bisnis tumpuan.
Sebagai gambaran, tahun lalu laba bersih hulu perseroan hanya berada di kisaran US$ 2,27 miliar atau menurun 17,55 persen ketimbang tahun sebelumnya. Adapun laba bersih hilir 2014 mengalami kerugian US$ 110 juta dari laba usaha tahun sebelumnya di US$ 380 juta.
"Karena harga minyak dunia turun, maka profit di
upstream tertekan. Sekarang kita tunggu hasil audit," ujar Dwi mengakhiri.
(ded/ded)