Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mencatatkan kinerja keuangan yang cukup positif di sepanjang 2014. Tahun lalu, PLN mencetak pendapatan usaha sebesar Rp 296 triliun atau meningkat 14,72 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya di angka Rp 258 triliun. Tak aneh, jika perusahaan listrik pelat merah ini dapat membukukan laba bersih sekitar Rp 13,7 triliun dari posisi kas perseroan 2013 yang mengalami kerugian sebesar Rp Rp 30,9 triliun.
"Selain harga minyak yang turun dan mempengaruhi beban operasional, kenaikan (pendapatan) ini juga dipengaruhi oleh diterapkannya
tariff adjustment untuk 10 golongan pelanggan," ujar Direktur Perencanaan dan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsuddin akhir pekan kemarin di Jakarta.
Meski positif, total liabilitas perseroan hingga akhir 2014 masih terbilang tinggi lantaran berada di level Rp 460 triliun dari besaran tahun sebelumnya di Rp 466 triliun. Adapun total ekuitas PLN saat ini mencapai Rp 138 trilun atau turun 8,6 persen dari total ekuitas 2013 Rp 151 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk jumlah aset PLN hingga tahun lalu diketahui mencapai Rp 613 triliun, atau meningkat sekitar Rp 9 triliun dari aset 2013 di angka Rp 604 triliun.
Turunkan Tarif Listrik
Berdasarkan keterangan direksi pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (21/1) manajemen PLN berencana menurunkan tarif listriknya untuk 10 golongan pelanggan yang sudah tidak disubsidi. Rencana penurunan sendiri tak lepas dari kian anjloknya harga minyak dunia yang saat ini sudah berada di kisaran US$ 50 per barel.
Adapun 10 golongan pelanggan listrik yang akan mengalami penurunan tarif meliputi golongan rumah tangga R2 dengan daya 3.500 VA (Volt Ampere) hingga 5.500 VA, rumah tangga R3 dengan daya 6.600 VA ke atas, bisnis menengah B2 berdaya 6.600 VA sampai 200.000 VA, dan juga golongan bisnis besar B3 dengan daya di atas 200 kVA.
Selain rumah tangga, PLN juga diketahui akan menurunkan tarif listrik golongan industri menengah I3 dengan daya di atas 200 kVA (kiloVolt Ampere), industri besar I4 dengan daya di atas 30.000 kVA, golongan pemerintah P1 6.600 hingga 200.000 VA, serta pemerintah P2 di atas 200 kVA. Pun PLN akan mengenakan kenaikan tarif pada penerangan jalan umum P3 dan pelanggan layanan khusus. Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, penurunan ini lebih dikarenakan oleh tren anjloknya harga minyak dunia.
"Karena sekarang sudah menggunakan tariff adjustment, jadi harga jual listrik akan mengikuti harga minyak dunia, kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika (Serikat) dan inflasi. Kami juga akan menunda penerapan tariff adjustment untuk golongan Rumah Tangga berdaya 1.300 dan 2.200," terangnya.
(dim/dim)