Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang Rp 12.478 - Rp 12.447 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (26/1), dengan kecenderungan menguat karena persepsi melemahnya euro terkait kebijakan stimulus bank sentral Eropa.
Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, meski laju euro terus menunjukkan pelemahan, tetapi rupiah juga tidak terpengaruh untuk ikut melemah.
“Sentimen dari kenaikan kucuran stimulus bank sentral euro sebesar € 60 miliar (US$ 69 miliar) dari rencana awal sebesar € 50 miliar dan jelang pemilu Yunani menjadi penyebab melemahnya euro,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu, (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, lanjut Reza, penguatan rupiah didukung penguatan pada peso Filipina, rupee India, dolar Taiwan, dan won Korea seiring persepsi melemahnya euro, karena adanya stimulus memberikan ruang pada mata uang yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Selain itu, menurut Reza masih adanya imbas dari pernyataan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang terhadap pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu yang diperkirakan tidak akan mengalami hard landing, dinilai masih memberikan sentimen positif.
“Rupiah berada di atas target level resisten Rp 12.447. Masih adanya sentimen positif diharapkan mampu membawa Rupiah untuk dapat bertahan di zona positifnya. Namun, tetap perlu mewaspadai setiap potensi perubahan. Rupiah bakal berada di Rp 12.478- Rp 12.447 per dolar AS (kurs tengah BI),” jelas Reza.
(ags/ags)