Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Joko Widodo menargetkan ekonomi tumbuh 5,8 persen pada tahun ini dan menjanjikan kenaikan bertahap hingga 7,8 persen pada 2018. Hal itu tertuang dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menaruh harapan besar pada investasi sebagai motor utama penggerakan ekonomi Indonesia tahun ini. Selain itu, konsumsi masyarakat diyakini stabil menjadi penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB).
"Dari sisi perdagangan internasiol tidak akan menyumbang banyak karena harga komoditas tetap rendah. Sekarang, harapan terbesar ada di investasi dengan adanya suntikan dana pemerintah untuk infrastruktur dan kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mempermudah investasi," jelasnya di Jakarta, Senin (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi fundamental perekonomian Indonesia tergolong kuat dan stabil di antara negara-negara berkembang lainnya sehingga tetap menarik bagi investor. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah memangkas subsidi energi dan merealokasikannya untuk kegiatan produktif memberi sentimen positif bagi pemodal untuk masuk ke Tanah Air.
"Yang penting gini pemerintah harus optimis dan harus usaha lebih tentunya dalam hal alokasi yang sudah dilakukan dan implementasinya nanti," ujarnya.
Sementara itu, Ekonom Senior Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai Pemerintah Indonesia terlalu optimistis dalam memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,8 persen. Padahal, kata Fauzi, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5,2 persen seperti halnya prediksi Bank Dunia beberapa waktu lalu.
"Prediksi pemerintah terlalu optimistis. Kami berekspektasi tingkat suku bunga acuan (Indonesia) akan terus naik mengikuti kenaikan tingkat suku bunga Fed," ujarnya.
(ags/ags)