Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menilai besaran inflasi yang disepakati pemerintah bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di angka 5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 sudah sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
Bambang mengaku yakin realisasi inflasi di akhir tahun nanti tidak akan berada jauh dari angka asumsi tersebut, karena kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah.
"Sejalan dengan penurunan
administered price dan juga dengan adanya penurunan harga BBM yang sudah ditetapkan," kata Bambang di Jakarta, Selasa (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemerintah akan terus memantau dan menjaga pasokan pangan di tahun ini guna menjaga lonjakan harga sebagai faktor pendorong inflasi. Bambang mengaku, kemungkinan
volatile food sepanjang tahun ini tidak akan menimbulkan gejolak inflasi, jika dibanding pergerakannya yang terjadi pada 2014.
"Pemerintah jaga pasokan pangan, agar
volatile foodnya tetap terjaga dan tidak menimbulkan inflasi yang tinggi di tahun ini," tutupnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi sepanjang tahun 2014 sebesar 8,36 persen. Inflasi tahun kalender Januari-Desember 2014 sebesar 8,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) yakni 8,36 persen.
Capaian tersebut meleset dari asumsi atau target inflasi yang diteken pemerintah pada APBN P 2014 sebesar 5,3 persen. Serta, target inflasi 2014 yang diperkirakan Bank Indonesia sebesar 4,5 plus minus 1 persen.
Sementara itu
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak berubah pada bulan depan mengingat kenaikan harga minyak mentah global hanya naik tipis dalam beberapa hari terakhir.
"Kemarin sempat turun, sekarang datar dan naik tipis. Harga sepertinya tidak ada kenaikan," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmaja.
(gen)