Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku senang aturan yang dibuatnya melarang ekspor kepiting dan lobster bertelur kini memberi dampak positif terhadap masyarakat dan pengusaha kuliner lokal. Akibat larangan tersebut, kini kepiting bisa dinikmati oleh masyarakat.
Susi mengaku menerima pesan singkat (SMS) dari seseorang yang berterimakasih kepadanya karena telah membuat menu kepiting telur hadir kembali di restoran-restoran kecil. Padahal selama ini menu kepiting telur sangat sulit ditemui dan terlalu tinggi harganya.
"Satu yang mengembirakan, ada SMS masuk: Bu ekspor kepiting telor ditutup sekarang restoran-restoran jualannya kepiting’. Saya balas ‘Ya sudah itulah paling tidak orang kita bisa makan kepiting'," ujar Susi kepada wartawan di ruangan kantornya, Jakarta, Jumat (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali beredarnya kepiting telur di pasar tradisional juga diceritakan oleh Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan Narmoko Prasmadji. Narmoko mengaku didatangi oleh Walikota Kendari yang protes akibat pelarangan ekspor kepiting telur kini banyak pedagang yang membuka lapak jual kepiting telur di pinggir jalan kota Kendari.
"Di Kendari, Walikotanya mengeluh marah ke kantor BKIPM gara-gara dilarang ekspor sekarang pedagang pada buka lapak jual kepiting di pinggir jalan," ujar Narmoko saat ditemui di tempat yang sama.
Namun Susi menilai fenomena tersebut merupakan suatu indikasi yang baik bagi perekonomian daerah. Akibat tidak bisa ekspor berarti para pelaku usaha harus menjualnya di pasar lokal, yang berarti hal tersebut memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah.
"It's good, kapan lagi rakyat makan kepiting. Setidaknya mereka tidak kehilangan pendapatan dari kebijakan ini. Yang penting yang makan bukan orang Tiongkok, bukan orang Vietnam, tapi orang kita, saya excited mendengarnya," ujar Susi semringah.
(gen)