Bappebti Ingin Galakkan Resi Gudang, Bisa Jadi Agunan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 20:39 WIB
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI ingin menggalakkan sistem Resi Gudang.
Ilustrasi gudang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI ingin menggalakkan sistem Resi Gudang. Selama ini implementasi resi gudang dinilai belum optimal.

Resi gudang atau warehouse receipt adalah dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang terdaftar. Lantaran resi gudang adalah bukti kepemilikan, ia bisa diperdagangkan, diperjualbelikan, dipertukarkan, atau dijadikan agunan pinjaman.

Untuk menggalakkan resi gudang, Bappebti tak hanya menambah gudang tapi juga alat, seperti alat giling dan packing. “Di beberapa daerah kami membantu penyediaan truk,” kata Kepala Bappebti Sutriono Edi, di Jakarta, Rabu (4/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya pada tahun ini Bappebti akan memberikan bantuan delapan alat giling dan delapan truk ke beberapa daerah. Di antaranya: Kabupaten Grobogan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Cianjur.

Keberadaan alat giling, kata Sutriono, akan berkontribusi pada meningkatnya nilai tambah barang yang disimpan dalam gudang, terutama gabah. Soalnya, gabah selama ini merupakan komoditas yang dominan diresigudangkan.

“Selama ini kan yang disimpan gabah, nanti yang disimpan beras,” katanya. Hingga 2014, dari 72,5 ribu ton volume yang diresigudangkan, sebanyak 62 ribu ton di antaranya adalah gabah.

Bappebti akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan bank untuk mempopulerkan sistem resi gudang. Dia berharap sistem itu semakin dilirik petani Indonesia. Selain sebagai sarana tunda jual, petani yang tak punya jaminan aset seperti tanah dan bangunan, dapat menggunakan resi gudang sebagai agunan untuk meminjam ke bank.

Sistem resi gudang selama ini memang masih kurang optimal. “Sistem resi gudang merupakan strategi bisnis. Kami tidak dapat memaksa pelaku usaha untuk menyimpan barangnya di gudang dalam jangka waktu tertentu apabila memang di luar harga komoditas sedang tinggi,” katanya.

Selama tahun 2008 hingga tahun 2014 Bappebti telah mendirikan 117 gudang. Selama periode tersebut telah diterbitkan 1.873 resi gudang dengan volume barang 72,5 ribu ton. Total nilainya mencapai Rp 369,38 miliar. Jumlah resi gudang yang diagunkan sebanyak 1.584 resi gudang dengan nilai menembus Rp 230,16 miliar.

Untuk tahun 2014 resi gudang yang diterbitkan mencapai 605 resi dengan total volume barang 21,6 ribu ton dan nilai transaksi mencapai Rp 116, 5 miliar. Jika dibandingkan dengan tahum 2013, jumlah resi gudang yang diterbitkan tumbuh 5 persen dengan pertumbuhan volume barang sebesar 8 persen. Sementara itu, nilai total resi nilai pembiayaan meningkat berturut-turut meningkat 9 persen dan 12 persen dari tahun 2013.

Sistem Resi Gudang Solusi Di Tengah Anjloknya Harga Komoditas

Menurut Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin sistem resi gudang dapat menjadi solusi pelaku usaha di sektor pertanian di tengah anjloknya harga komoditas.

“Hari inilah sistem resi gudang sangat dibutuhkan karena hampir harga komoditas di dunia anjlok kecuali beras,” ujarnya di Jakarta, Rabu (4/2).

Terdapat 10 komoditas yang dapat diresigudangkan antara lain beras, jagung, kopi, kakao, lada, karet, rumput laut, rotan, dan garam.

Ia mencontohkan harga karet saat ini tengah berada di titik nadir dengan Rp 7 ribu per kilogram dari harga normal di atas Rp 10 ribu. Dengan adanya sistem resi gudang, petani karet dapat menyimpan karet tersebut di dalam gudang dan menggunakan resi gudangnya sebagai agunan untuk memperoleh pembiayaan.

Selain itu, ia menyarankan pemerintah membuat strategi berbeda untuk setiap komoditas yang dapat diresi gudangkan mengingat karakteristik dari setiap komoditas berbeda. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER