Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta PT Pertamina (Persero) menggunakan keuntungan dari hasil penjualan bahan bakar minyak (BBM) untuk menimbun cadangan minyak nasional. Aksi korporasi ini didorong oleh Jusuf Kalla (JK) untuk mengantisipasi seandainya harga minyak mentah dunia berbalik naik di masa mendatang.
"Harga minyak saat ini memang turun dan bisa menguntungkan (menjual BBM), tapi kan harganya akan naik lagi. Jadi tabungan ini untuk mencegah dampak itu," ucap JK di Kantor TNP2K, Jakarta, Selasa (10/2).
Sebagai informasi, pemerintah telah mengizinkan Pertamina mengutip margin pendistribusian bahan bakar yang lebih besar meskipun berdampak pada naiknya harga jual BBM ke masyarakat. Keuntungan ini terutama diraup dari penjualan BBM jenis premium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tidak akan merugikan pemerintah karena Pertamina kan perusahaan negara," ujar JK.
Sejak awal Februari pemerintah memutuskan harga BBM khusus jenis premium di angka Rp 6.600 per liter dan solar Rp 6.400 per liter. Kedua angka ini tidak mengalami kenaikan dibandingkan harga di Januari kemarin.
"Kami sudah mengambil untung dari delta yang dikenakan pada penjualan premium. Tapi besarannya berfluktuasi mengikuti naik-turunnya harga minyak," kata Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmadja di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (2/2).
Wiratmadja menjelaskan keuntungan dari penjualan BBM akan digunakan pemerintah untuk meningkatkan stok minyak Pertamina yang saat ini baru mencapai 22 hari. Menurutnya penggunaan keuntungan tadi tadi akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Karena harga minyak sedang turun, saat ini delta (selisih) keuntungan masih di kisaran Rp 100 sampai Rp 200 per liter. Tapi ini bukan angka yang pasti karena harga minyak kan berfluktuasi," tuturnya.
(ags/gen)