Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Operasi Gabungan
Aviation Security (AVSEC) Bandara Soekarno-Hatta berhasil mengamankan seorang pria yang diduga pelaku pemalsu identitas di Bandara Soekarno-Hatta untuk memuluskan praktek percaloan tiket.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta menjelaskan penangkapan itu berhasil dilakukan pekan lalu. “Secara keseluruhan kami menangkap tiga orang, yang ternyata pemainnya dari dalam dan dari luar suatu maskapai
low cost carrier (LCC),” ujar Budi tanpa menyebut nama maskapai yang dimaksud ketika dihubungi, Kamis (12/2).
Penangkapan yang dilakukan pada Sabtu (7/2) pagi itu berawal saat petugas AVSEC Bandara Soekarno-Hatta sedang melakukan operasi di sekitar area parkir Terminal 1C.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat tengah melakukan
sweeping kendaraan, petugas menemukan seorang pria yang sedang berada di dalam mobil Daihatsu Terios berwarna Silver dengan nomor polisi B-1156 -CFX. Ketika itu, posisi kendaraan tengah terparkir.
Guna memastikan keamanan, petugas AVSEC mengetuk kaca kendaraan mobil tersebut yang belakangan diketahui dikendarai oleh seorang pria berinisial SN. Petugas meminta kepada pria itu untuk membuka kaca jendela kendaraannya. Bukannya membuka kaca jendela, SN malah melajukan kendaraannya dengan bergegas pergi.
Tindakan SN membuat petugas AVSEC pun curiga. Petugas pun lantas melakukan pengejaran dan mengurung mobil hingga tidak bisa keluar dari area parkir. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sebuah
laptop, mesin
printer dan
scan yang disimpan di bagasi mobil. Selain itu, ditemukan juga sebuah kartu identitas protokol instansi TNI AD dengan nama yang sama dengan terduga SN.
Setelah dilakukan pemeriksaan laptop, ditemukan sejumlah
file foto dan KTP serta identitas orang lain yang diduga sudah, maupun sedang dalam proses untuk dibuatkan identitas palsu. Bahkan dalam isi laptop itu juga terdapat sejumlah hasil duplikasi (
scanner)
boarding pass.
AVSEC terus berupaya melakukan
sweeping dan juga melakukan pemeriksaan identitas calon penumpang di
Security Check Point 2 untuk memastikan nama pada
boarding pass sama dengan identitas calon penumpang.
Umumnya identitas yang digunakan adalah KTP palsu. Indikasi pelaku ini terlibat dalam percaloan, karena ada bukti-bukti yang kuat di dalam
laptop tersebut.
Modus PercaloanYang memprihatinkan Budi, dalam aksinya pelaku bekerjasama dengan oknum maskapai. Calo yang dibantu petugas maskapai membeli tiket promo maskapai LCC dengan cara
block seat. Saat ada calon penumpang yang butuh kemudian dijual dengan harga mahal.
Katakanlah harga tiket menjelang waktu terbang pada kisaran Rp 700 ribu per tiket. Calo ini menawarkan harga Rp 650 ribu dengan alasan jual rugi, karena menjual di bawah harga yang tercantum dalam tarif.
“Padahal calo ini membeli pada kisaran Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu. Dari pengakuan calo, dengan cara
block seat satu penerbangan, calo ini bisa mengantongi keuntungan antara Rp 5 juta-Rp 10 juta dari satu penerbangan saja yang dibagi-bagi dengan oknum maskapai,” ujarnya.
Budi menyadari praktik calo khususnya untuk penerbangan bertarif rendah memang sulit dihilangkan karena terbatasnya lapangan kerja. Di lain sisi, tidak dapat dipungkiri hasil dari mencalo sangat menggiurkan. Oleh karena itu Budi berharap dengan diberlakukannya kebijakan penutupan loket penjualan tiket di bandara, baik sarana dan praktik pencaloan di bandara dapat dihilangkan.
Sementara Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan J.A. Barata mengatakan dengan tertangkapnya calo oleh petugas AVSEC Bandara Soekarno-Hatta membuktikan, dugaan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengenai adanya praktek percaloan tiket di Soekarno-Hatta tidak terbantahkan.
“Inilah yang mendasari mengapa pemerintah memilih untuk menutup loket penjualan tiket dan menggantikan dengan mesin tiket otomatis serta menyiapkan petugas
costumer care yang dekat dengan mesin otomatis, untuk membantu penumpang yang membutuhkan informasi lebih lanjut,” kata Barata.
(gen)