Freeport Siap Pasok Bahan Baku Smelter Tiongkok di Papua

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 11:09 WIB
Pemerintah Provinsi Papua memperkirakan investasi tahap awal untuk kawasan industri dengan smelter di dalamnya sebesar Rp 2 triliun
(Dok
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Freeport Indonesia siap memasok konsentrat untuk perusahaan asal Tiongkok yang disodorkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Papua guna membangun smelter di kawasan tersebut.

“Siapapun nanti yang diberi tugas membangun smelter di Papua oleh pemerintah, secara business to business kami siap membuat kontrak kerjasama untuk memasok konsentrat yang akan dimurnikan,” ujar Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin dikutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (17/2).

Sebelumnya Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM memastikan rencana pembangunan smelter Freeport di Papua batal usai pemerintah melakukan pemantauan langsung lokasi pertambangan Freeport, Sabtu (14/2) kemarin. Batalnya rencana pembangunan smelter tersebut akibat manajemen perseroan tidak dapat menemukan keekonomian proyek pembangunan smelter di Papua tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai gantinya, pemerintah akan menunggu proposal dari BUMD Provinsi Papua yang mengaku telah menggandeng salah satu perusahaan Tiongkok untuk membangun smelter tersebut. Sampai saat ini Sukhyar mengaku belum mendapat proposal resmi dari calon investor asal Tiongkok tersebut.

Proyek Rp 2 Triliun

Dalam presentasinya di hadapan Menteri ESDM Sudirman Said, Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku BUMD-nya akan menjadi mitra satu perusahaan Tiongkok untuk melakukan pembangunan tahap pertama suatu kawasan industri seluas 650 hektare di Papua. Dalam kawasan tersebut akan berdiri industri pupuk, petrokimia, hingga elpiji filling plant.

Termasuk di dalamnya satu pabrik pengantongan semen yang sedang dibangun oleh Freeport dengan nilai investasi US$ 25 juta yang setelah beroperasi nanti akan dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui BUMD. Bahkan Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengaku siap menyediakan lahan hingga 2 ribu hektare jika diperlukan untuk membangun kawasan industri di Papua tersebut.

“Kami hitung untuk investasi awal membutuhkan dana Rp 2 triliun. Kami mengangankan produk akhir berbasis tembaga bisa dihasilkan Indonesia, jangan meneruskan mengekspor produk mentah. Papua siap mengembangkan industri hilir ini yang dampaknya kami yakini dapat lebih mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Papua,” ujar Lukas Enembe.

Sementara itu Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan kapasitas smelter sekurangnya 4 juta ton per tahun. Untuk itu, pemerintah menurutnya akan mengundang seluruh pihak yang berminat untuk berinvestasi di bidang pengolahan dan pemurnian bahan galian tambang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Pemerintah Daerah telah menunjukan kesiapan untuk mengembangkan infrastruktur, termasuk pembangunan smelter. Di lokasi yang disiapkan telah ada pelabuhan yang beroperasi, fasilitas listrik yang ada tinggal dikembangkan kapasitasnya. Semuanya terhubung dengan jalan raya,” kata Sudirman. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER