Paket Insentif Fiskal Baru Bisa Diakses Investor Tengah Tahun

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 15:40 WIB
Upaya Pemerintah untuk menarik investasi sebanyak Rp 519,5 triliun tahun ini diperkirakan baru akan menunjukkan hasil pada semester II 2015.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk menarik investasi sebanyak Rp 519,5 triliun tahun ini diperkirakan baru akan menunjukkan hasil pada semester II 2015. Sebab sampai saat ini, Kementerian Keuangan belum menyelesaikan revisi beberapa peraturan terkait pemberian tax allowance dan tax holiday yang seharusnya bisa menjadi pemanis investasi.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menjelaskan saat ini instansinya tengah melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu. Namun, Bambang memperkirakan revisi peraturan tax allowance tersebut baru akan terbit pada pertengahan tahun 2015.

"Insentif fiskal garis besarnya tinggal menunggu penyelesaian PP Nomor 52 Tahun 2011, semua kita upayakan dalam setengah tahun ini selesai,” ujar Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara terkait tax holiday yang akan diberikan pemerintah bagi investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Bambang mengatakan dalam ketentuan barunya nanti insentif yang diberikan pemerintah tersebut adalah yang paling besar yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah.

“Indonesia belum pernah punya insentif fiskal sebesar itu. Kami coba dorong, disamping mempermudah prosedurnya melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),” ujar Bambang.

Nantinya menurut Bambang segala insentif fiskal akan diproses permohonannya melalui BKPM. Namun insentif tersebut baru bisa diberikan pertengahan tahun ini setelah revisi PP resmi diterbitkan. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER