Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan kontribusi investasi di sektor manufaktur sebesar 55,5 persen atau Rp 517,81 triliun dari total target investasi yang mencapai Rp 933 triliun pada 2019.
Artinya, di tahun terakhir pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tersebut proporsi sektor manufaktur dalam investasi akan meningkat sebesar 23,5 persen dibanding proporsi tahun lalu yang sebesar 32 persen.
"Kami rencanakan proporsi sektor manufaktur sebanyak 55,5 persen pada 2019," ujar Kepala Deputi Promosi Investasi BKPM Himawan Hariyoga di kantornya, Jakarta, Kamis (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Himawan juga menyatakan bahwa investasi-investasi manufaktur kedepannya akan difokuskan di luar Pulau Jawa. Maka dari itu, mulai 2017 BKPM merencanakan lebih dari 50 persen investasi akan ditawarkan ke investor untuk dilakukan di luar Jawa.
"Karena sejauh ini investasi manufaktur 43 persen mengalir ke Pulau Jawa. Tahun 2017 kita akan upayakan lebih dari setengahnya di luar Jawa seiring dengan pembangunan 13 kawasan industri terpadu yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian," tambahnya.
Himawan berpendapat sektor manufaktur perlu didorong mengingat sektor ini memiliki efek nilai tambah (value added) yang tinggi bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, BKPM juga akan mengupayakan penyelesaian proyek-proyek yang mengalami bottlenecking dalam realisasi investasi untuk meningkatkan tingkat kepercayaan investor di Indonesia.
Seperti diketahui, tahun ini BKPM menargetkan investasi sektor manufaktur bisa mencapai Rp 211,9 triliun dari total target investasi sebesar Rp 519,5 triliun. Dalam kata lain, proporsi investasi manufaktur pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 40,78 persen dari total target investasi secara keseluruhan.
(gen)