Penghentian Raskin Dongkrak Harga Beras di Pasar Cipinang

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 24 Feb 2015 15:59 WIB
Pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta belakangan ini berkisar 1.000-1.300 ton per hari, anjlok dari biasanya 3.000-3.500 ton per hari.
Harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta melonjak sekitar 20 persen hingga 25 persen sejak november 2014 menyusul berkurangnya pasokan.(ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta melonjak sekitar 20 persen hingga 25 persen sejak november 2014 menyusul berkurangnya pasokan. Nelly Sukidi, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Beras DKI Jakarta, mengatakan molornya masa panen raya dan berhentinya penyaluran Raskin menjadi penyebab merosotnya pasokan beras lebih dari 50 persen setiap harinya.

"Kebutuhan beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta itu biasanya rata-rata pasokan per hari sekitar 3000 ton sampai 3500 ton. Sekarang ini pasokannya cuma 1000 ton-1300 ton. Kenapa cuma 1000 ton? Karena panen mundur akibat masa tanam yang juga mundur. Jadi ini bukan kesalahan siapa-siapa, " ujarnya kepada CNN Indonesia, Selasa (24/2).

Saat ini rata-rata harga beras di Pasar Induk Cipinang berkisar antara Rp 10.000 per kilogram (kg) hingga Rp 10.500 per kg tergantung jenis. Sementara berdasarkan pemantauan Kementerian Perdagangan, rata-rata harga beras jenis medium di Jakarta sebesar Rp 10.560 per kg, sedangkan secara nasional berkisar Rp 10.096 per kg.

"Harga beras itu naik sejak November sekitar 20 persen hingga 25 persen, sekarang menjadi Rp 10.000-Rp 10.500 per kg," tutrurnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai dengan hukum dasar ekonomi, kata Nelly, kenaikan harga lazim terjadi saat berkurang. Dia menambahkan kenaikan harga beras saat ini juga bukan fenomena yang aneh mengingat setiap tahunnya mulai bulan November, Desember, Januari dan Februari masuk masa paceklik.

"Hal ini biasa terjadi setiap tahunnya karena pada bulan 11, 12 dan 1, 2 masuk masa paceklik dan baru panen raya pada akhir Maret dan April," tuturnya.

Menurut Nelly, saat ini jumlah pedagang beras di Pasar Induk Cipinang sekitar 600 orang, di mana dia salah satunya. Dengan asumsi per pedagang memiliki 10 pelanggan eceran, maka sedikitnya ada 6000 pedagang yang setiap harinya membutuhkan pasokan beras untuk di jual.

"Masalahnya sejak November dan Desember (2014) beras untuk rakyat miskin (Raskin) dihentikan sehingga mereka ikut membeli beras di pasar dan mau tidak mau permintaan bertambah besar,"  tuturnya.

Seharusnya, lanjut Nelly, pemerintah melakukan intervensi harga beras pada saat harganya melambung tinggi seperti sekarang. Menurutnya, operasi pasar terbuka (OPT), dengan menjatah beras per orang 5 kg kepada pengguna akhir (end user) tidak cukup untuk mengatasi masalah krisis pasok di level distributor atau pedagang.
 
"Artinya dengan stok yang sekarang ada tidak mengcover semua (pedagang dan masyarakat)," katanya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER