Rupiah Anjlok, Pemerintah Diminta Kurangi Impor

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 26 Feb 2015 09:20 WIB
Gundy Cahyadi, Ekonom DBS Group Research memprediksi rupiah akan semakin melemah sepanjang 2015 terpengaruh kebijakan bank sentral AS menaikkan suku bunga.
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu terakhir, rupiah menjadi mata uang yang melemah paling dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di antara negara-negara Asia. Kemarin, Rabu (25/2), rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 12.849-Rp 12.905 per dolar.

Torehan ini sekaligus menjadi posisi terendah rupiah semenjak krisis keuangan 1998 dan juga melebihi batas asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang dipatok Rp 12.500 per dolar AS.

Gundy Cahyadi, Ekonom DBS Group Research memprediksi rupiah akan semakin melemah sepanjang 2015 seiring kebijakan bank sentral AS, The Fed yang berencana menaikkan suku bunganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini menurut Gundy bisa membalikkan aliran modal dari negara-negara dengan pasar yang mulai berkembang atau emerging market, termasuk Indonesia ke AS.

“Penurunan suku bunga dikhawatirkan akan semakin memperlemah rupiah,” kata Gundy di Jakarta, Rabu (25/2).

Lebih lanjut, Gundy menilai pemerintah tidak memanfaatkan pelemahan rupiah secara maksimal untuk mendorong kinerja ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas pada Januari 2015 sebesar US$ 11,2 miliar atau turun 8,5 persen dibandingkan Desember 2014.

Padahal, nilai tukar efektif riil atau real effective exchange rate (REER) yang dikeluarkan Bank of International Settlements (BIS), kurs rupiah saat ini justru lebih kompetitif dibandingkan dolar AS. Per Januari 2015, indeks nilai rupiah sebesar 91,9 poin atau 8,1 persen lebih rendah dari rata-rata indeks per bulan yang dipatok pada angka 100.

Jika tidak mampu memacu kinerja ekspor, dia memperkirakan rupiah bisa terus melemah. Apalagi ekonomi ditargetkan tumbuh sebesar 5,7 persen pada tahun ini. Artinya impor barang modal pun akan meningkat, sehingga menaikkan permintaan dolar AS. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER