Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) membantah rumor mengenai kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di sejumlah wilayah Indonesia. Klarifikasi BUMN Migas ini didasarkan pada hasil operasi pasar dalam dua hari kemarin yang masih menyisakan puluhan tabung gas elpiji 3 kilogram.
"Kemarin kami sudah menyalurkan tambahan elpiji di beberapa lokasi yang dikabarkan mengalami kelangkaan. Dari setiap truck isi 350 sampai 400 tabung yang saya kirim melalui operasi pasar, ternyata hanya 40 tabung atau kurang yang laku terjual. Kalau benar-benar langka kan diserbu dan ludes," kata Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Pertamina, di Jakarta, Kamis (26/2).
Berangkat dari hal itu, Bambang pun menilai kenaikan harga jual yang terjadi belakangan ini lebih dikarenakan permainan pengecer. Untuk menyiasatinya, ia kembali meminta masyarakat untuk membeli gas bertabung hijau itu di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jika pengecer menjualnya di atas harga eceran tertinggi (HET).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin itu harga elpiji yang disalurkan Rp 16.000 per tabung tapi tetap saja tidak habis. Ini berarti tidak langka, hanya permainan pengecer dengan beberapa media yang terima informasi salah," cetusnya.
Sebelumnya, beredar kabar di sejumlah media harga gas elpiji di daerah Bogor, Depok dan sekitarnya mengalami kenaikan menjadi Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per tabung menyusul kelangkaan pasokan. Namun, rumor ini ditepis Pertamina setelah menggelar operasi pasar kemarin di Depok, Bogor, Jakarta hingga Bandung.
(ags/gen)