Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah analis merevisi proyeksi inflasi Februari, dari optimistis menjadi lebih pesimistis, menyusul lonjakan harga beras dan elpiji. Danareksa Reserach Institute (DRI) yang awalnya memperkirakan akan terjadi deflasi pada bulan ini menjadi lebih konservatif setelah kecenderungan harga dua komoditas penyumbang inflasi itu merangkak naik.
"Awalnya prediksi kami deflasi, tapi kemungkinan agak sedikit naik pada Februari pada level inflasi yang rendah karena masih ada dampak penurunan harga BBM," ujar Kepala Ekonom DRI Purbaya Yudhi Sadewa kepada CNN Indonesia, Kamis (26/2).
Purbaya menyoroti lonjakan harga beras dalam sebulan terakhir sebagai pembentuk utama inflasi Februari. Dia menilai pemerintah kurang jeli dalam mengatur distribusi beras di saat siklus paceklik berulang di bulan Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya sudah terlambat untuk melakukan operasi pasar, tetapi lebih dilakukan dari pada tidak sama sekali," tuturnya.
Anomali yang mendadak terjadi pada bulan ini membuat DRI perlu mendalami lebih lanjut untuk mendapatkan angka proyeksi inflasi yang mendekati realita.
Inflasi 0,37 PersenPT NH Korindo Securities dalam risetnya memperkirakan inflasi akan melaju 0,37 persen pada Februari dibandingkan dengan posisi deflasi 0,24 persen pada Januari. Secara tahunan, laju inflasi Februari akan berada pada kisaran 7,08 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Ada dua kenaikan harga yang paling signifikan, beras dan LPG. Namun, karena harga lainnya cenderung datar dan menurun, inflasi Februari kemungkinan pada tingkat rendah," ujar Raphon Prima, Analis NH Korindo Securities.
Raphon mengatakan kelompok bahan pangan akan memimpin kenaikan pada indeks harga konsumen. Kenaikan harga pangan diperkirakan berkisar 0,52 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan bulan lalu 0,6 persen.
"Kenaikan harga pangan akan sangat dipengaruhi oleh lonjakan harga beras pada dua minggu terakhir akibat masalah distribusi dan cuaca," tuturnya.
Untuk kategori barang dan jasa rumah tangga, Raphon menilai kenaikan harganya akan terdampak dari kenaikan harga elpiji 12 kg, yang menimbulkan dampak domino pada harga eceran elpiji 3 Kg. Namun, kenaikan elpiji akan diimbangi oleh biaya elektrifikasi yang cenderung turun.
(ags/gen)