Rupiah Diprediksi Melemah pada Pekan Depan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 01 Mar 2015 13:30 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 12.955-12.874 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada pekan depan.
Ilustrasi mata uang dolar Amerika Serikat. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 12.955-12.874 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada pekan depan, dengan kecenderungan melemah terbatas karena minimnya sentimen positif global.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan variatif dan cenderung membaiknya rilis data-data ekonomi Jepang membuat nilai mata uang yen bergerak turun sehingga dimanfaatkan dolar AS untuk menguat.

“Laju rupiah kami perkirakan berpeluang melemah, namun kami harapkan dapat terbatas. Jika rilis data-data ekonomi di pekan depan dapat lebih baik, maka diharapkan dapat memperbaiki laju rupiah.” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (1/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Reza masih berharap adanya imbas positif dari kenaikan laju Euro di akhir pekan, pasca merespon tercapainya kesepakatan utang Yunani-Uni Eropa. Memang sebelumnya Reza menyatakan untuk menerima pelemahan ini karena belum ada sentimen yang signifikan untuk mengangkat rupiah.

“Dengan tercapainya kesepakatan Yunani-Uni Eropa mampu membuat laju euro membaik dan tentu saja berimbas pada rupiah,” ungkapnya.

Terkait perdagangan sebelumnya, pasca menguat, laju rupiah kembali menghabiskan waktu di zona merahnya setelah pelaku pasar kembali mentransaksikan dolar AS seiring jelang pidato Gubernur The Fed. Reza menilai saat itu pelaku pasar masih menunggu akan adanya kepastian dari The Fed terhadap penentuan waktu kenaikan suku bunganya.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan sikap dari Komisi Uni Eropa yang telah menerima proposal reformasi Yunani untuk perpanjangan bailout. Akibatnya laju euro sedikit melemah dan dolar AS pun kembali naik. Laju rupiah pun kembali melanjutkan pelemahannya.

“Padahal laju dolar AS sempat mengalami penurunan pasca merespon testimonial Gubernur The Fed yang mengindikasikan belum akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,” jelasnya.

Namun, lanjut Reza, reaksi negatif dari pelemahan yuan pasca merespon rilis kenaikan tipis indeks manufaktur PMI, turut berimbas pada melemahnya laju rupiah. Di sisi lain, pelaku pasar juga berekspektasi akan adanya potensi penurunan lanjutan dari BI rate seiring belum adanya tanda-tanda kenaikan Fed rate.

“Laju rupiah berhasil kembali menguat pasca melemah, seiring dengan laju dolar AS yang masih mengalami penurunan pasca merespon testimonial akhir Gubernur The Fed yang mengindikasikan belum akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,” kata Reza

Reza menilai, di sisi lain, rilis penurunan new home sales AS memberikan sentimen negatif bagi dolar AS. Tetapi, di akhir pekan pasca menguat, laju rupiah kembali mengalami pelemahan seiring antisipasi akan dirilisnya data-data inflasi di pekan depan. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER